Pandai besi di Padang Pariaman beromzet Rp7 juta per bulan

id Pandai Besi

Pandai besi di Padang Pariaman beromzet Rp7 juta per bulan

Pelaku usaha pandai besi Bayang Jaya, Renopi (kiri) sedang memukul-mukul besi panas bersama karyawannya untuk membentuk besi tersebut menjadi parang, di Nagari Pilubang, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, (9/11). (ANTARA SUMBAR/Aadiaat M. S)

Parit Malintang, (Antaranews Sumbar) - Pelaku usaha pandai besi Bayang Jaya di Nagari Pilubang, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat memproduksi alat pertanian dengan omzet mencapai Rp7 juta perbulan.

"Omzet itu sudah dikurangi biaya operasional, namun belum untuk menggaji karyawan saya satu orang," kata pemilik usaha pandao besi Bayang Jaya, Renopi di Sungai Limau, Jumat.

Ia mengatakan dalam sehari dirinya beserta karyawannya mampu memproduksi 20 alat pertanian jenis parang yang dijual dengan harga Rp1,2 juta per kodi.

"Kalau jumlah produksi dan harga alat pertanian lainnya tergantung kesulitannya," katanya.

Ia menyebutkan dirinya mampu membuat sejumlah alat pertanian lainnya bahkan benda koleksi di antaranya pedang.

Alat pertanian yang diproduksinya tersebut dijual ke sejumlah daerah di antaranya wilayah Padang Pariaman, Pesisir Selatan bahkan Jambi.

Ia menyampaikan bahan baku yang digunakan untuk memproduksi alat pertanian tersebut terbuat dari besi per mobil.

"Sedangkan bahan baku untuk benda koleksi beda lagi jadi harganya lebih mahal," ujarnya.

Pedang hasil produksinya dijual dengan harga Rp500 ribu sedangkan sangkur dijual dengan harga Rp150 ribu.

Selain memproduksi, lanjutnya dirinya juga menerima jasa perbaikan alat pertanian yang besar biayanya tergantung dari kerusakannya.

Keterampilan pandai besi ia dapatkan dari ayahnya pada 1996 dan pada 2006 Renopi memiliki usaha sendiri.

"Jadi ini melanjutkan usaha ayah saya di Pesisir Selatan, sedangkan di Padang Pariaman sekitar setahun yang lalu," ujarnya.

Ia berencana menambah jumlah karyawan untuk mengembangkan usahanya tersebut namun hingga saat ini warga setempat masih takut dengan profesi itu.

Ia mengatakan dalam waktu dekat dirinya akan membeli mesin palu atau power hammer yang didatangkan dari luar negeri. (*)