Lulusan diploma dominasi penganggur di Sumbar

id penganggur, bps

Lulusan diploma dominasi penganggur di Sumbar

Pelamar memadati pameran  bursa kerja yang digelar Pemko Padang di G Sport pada Rabu (5/9) (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi).

Padang, (Antaranews Sumbar) - Lulusan diploma dan sederajat mendominasi angka penganggur di Sumatera Barat berdasarkan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS) setempat hingga Agustus 2018.

"Dari 141 ribu penganggur di Sumbar lulusan diploma mencapai 13,7 persen diikuti lulusan SMK 9,60 persen dan S1 9,56 persen," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi di Padang, Senin.

Menurut dia tingginya penganggur yang terdidik disebabkan beberapa faktor antara lain selektif dalam mencari pekerjaan, terbatasnya lowongan yang tersedia dan saat pendataan bertepatan dengan momen wisuda sehingga banyak yang masih mencari kerja.

"Kalau selektif mencari pekerjaan hal itu alamiah dan wajar, namun yang perlu diperhatikan adalah masih terbatasnya lapangan kerja yang tersedia sehingga perlu menjadi perhatian pemangku kepentingan terkait," kata dia.

Terkait dengan maraknya kuliah kewirausahaan yang digelar di berbagai kampus dalam beberapa waktu terakhir ia melihat dampaknya baru akan dirasakan untuk jangka panjang.

"Kuliah kewirausahaan itu bagus, mengubah sudut pandang mahasiswa dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja, namun manfaatnya tidak bisa langsung dirasakan saat ini, beberapa tahun ke depan baru akan terlihat," ujarnya.

Sementara hingga Februari 2018 penyerapan tenaga kerja masih didominasi oleh penduduk berpendidikan rendah yakni SMP ke bawah sebanyak 1,4 juta orang atau 57,10 persen.

Pada sisi lain ia menyampaikan hingga Agustus 2018 jumlah angkatan kerja di Sumbar mencapai 2,55 juta jiwa atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebanyak 68,46 ribu jiwa.

"Artinya dalam setahun terjadi penurunan tingkat penangguran terbuka 0,03 poin," kata dia.

Kemudian dari total 2,41 juta jiwa penduduk bekerja sebanyak 1,55 juta orang atau 64,52 persen bekerja di sektor informal.

Sukardi menjelaskan angkatan kerja adalah penduduk berusia 15 tahun atau lebih yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja.

Sementara penganggur terbuka adalah masyarakat yang tidak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan usaha, atau tidak mencari kerja karena merasa tidak mungkin mendapatkannya serta mereka yang sudah punya pekerjaan tapi belum mulai bekerja.