Wall Street menguat didukung laba emiten dan harapan perundingan dagang

id Wall Street

Wall Street menguat didukung laba emiten dan harapan perundingan dagang

Wall street, bursa saham AS. (Reuters)

New Yor, (Antaranews Sumbar) - Saham-saham di Wall Street terus menguat pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah mengalami reli dalam dua sesi sebelumnya, karena investor mencerna beberapa laba emiten di tengah harapan perundingan perdagangan Amerika Serikat dan China.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 264,98 poin atau 1,06 persen, menjadi berakhir di 25.380,74 poin. Indeks S&P 500 naik 28,63 poin atau 1,06 persen, menjadi ditutup pada 2740,37 poin. Indeks Komposit Nasdaq bertambah 128,16 poin atau 1,75 persen, menjadi berakhir di 7.434,06 poin.

Sebanyak 10 sektor dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih tinggi, dengan sektor material dan konsumen discretionary masing-masing meningkat 3,02 persen dan 2,23 persen, memimpin kenaikan indeks. Sementara sektor utilitas menurun 0,53 persen, satu-satunya sektor yang melemah dalam indeks.

Saham DowDuPont melonjak lebih dari delapan persen, memimpin para pencetak keuntungan di Dow. Perusahaan melaporkan laba kuartal ketiga yang lebih besar dari perkiraan.

Saham Apple juga naik 1,54 persen. Raksasa teknologi AS ini akan melaporkan hasil kuartalan setelah penutupan perdagangan Kamis (1/11) waktu setempat, menarik perhatian para investor.

Sentimen investor juga didorong oleh komentar dari Presiden AS Donald Trump, yang menunjukkan kemajuan potensial dalam hubungan perdagangan Amerika Serikat dengan China.

Di sisi ekonomi, dalam pekan yang berakhir 27 Oktober angka pendahuluan untuk klaim pengangguran awal AS mencapai 214.000, turun 2.000 dari level direvisi minggu sebelumnya, menurut sebuah pernyataan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja.

Indeks pembelian manajer (PMI) manufaktur AS tercatat 57,7 pada Oktober, turun dari tingkat September di 59,8, Institute for Supply Management (ISM) mengatakan. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi di sektor manufaktur, sementara angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi. (*)