Kelompok hutan kemasyarakatan Agam kembangkan serai wangi seluas 10 hektare

id Martias Wanto

Kelompok hutan kemasyarakatan Agam kembangkan serai wangi seluas 10 hektare

Sekretaris Daerah Agam, Martias Wanto didampingi Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar, Hendri Octavia menyerahkan bibit serai wangi kepada anggota kelompok Hutan Kemasyarakatan Kampung Melayu, Kecamatan Lubukbasung, Selasa (30/10). (Antara Sumbar/Yusrizal)

Lubukbasung, (Antaranews Sumbar) - Kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKM) Kampung Melayu, Kecamatan Lubukbasung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengembangkan serai wangi di lahan seluas 10 hektare untuk meningkatkan ekonomi anggotanya.

Ketua Kelompok Hutan Kemasyarakatan Kampung Melayu, Zulkarman di Lubukbasung, Selasa, mengatakan pengembangan serai wangi itu terletak di hutan rakyat.

"Saat ini bibit serai wangi itu telah ditanam dan enam bulan mendatang sudah bisa panen. Ini baru tahap uji coba dan di hutan rakyat itu, kita juga menanam bibit buah-buahan, bibit mahoni dan lainnya," katanya.

Ia mengatakan kelompok HKM Kampung Melayu juga mendapat bantuan mesin untuk penyulingan minyak serai wangi dari pemerintah pusat.

Mesin penyulingan itu dengan kapasitas satu ton.

Pengembangan serai itu dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah itu dengan jumlah 54 kepala keluarga.

Ini mengingat harga minyak serai wangi cukup tinggi sekitar Rp300 ribu sampai Rp350 ribu per kilogram.

"Minyak serai wangi itu merupakan bahan baku kosmetik, sabun dan lainnya," katanya.

Sekretaris Daerah Agam, Martias Wanto mengatakan, serai wangi itu akan dikembangkan di Agam wilayah barat, karena daerah itu sangat berpotensi untuk pengembangan serai wangi.

"Kita akan mengembangkan sebanyak-banyaknya dan ini sejalan dengan program Agam Menyemai yang telah kita lakukan semenjak beberapa tahun lalu," katanya.

Sementara Tenaga Teknis Serai Wangi Balai Penelitian Tanaman, Rempah dan Obat Kementerian Pertanian, Herman, menambahkan, serai wangi ini tidak sulit dikembangkan, tidak perlu perawatan dan biaya tidak begitu besar.

Satu hektare lahan menghasilkan 10 ton daun serai wangi dan satu ton daun serai wangi bisa menghasilkan sekitar tujuh sampai sembilan kilogram minyak.

Sementara daerah pemasaran cukup banyak seperti, Dubai, Singapura, Malaysia dan lainnya karena kualitas minyak serai wangi di Sumbar cukup bagus.

"Dubai, Singapura dan daerah lainnya meminta lima ton setiap bulannya. Sementara produksi minyak serai wangi di Sumbar hanya 450 kilogram per bulan," katanya.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar, Hendri Octavia mendorong seluruh kabupaten dan kota di Sumbar untuk mengembangkan serai wangi, karena permintaan cukup tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Saat ini, tambahnya, para petani di Indonesia belum bisa memenuhi permintaan minyak serai wangi dari berbagai industri di tanah air.

"Kebutuhan minyak serai wangi untuk industri Indonesia sekitar dua ton per bulan," katanya. (*)