Mendikbud: stunting akibat orang tua abaikan anak

id Mendikbud

Mendikbud: stunting akibat orang tua abaikan anak

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy saat Malam Apresiasi Pendidikan Keluarga di Jakarta, Kamis. (Antara Sumbar/ Mario Sofia Nasution)

Jakarta, (Antaranews Sumbar) – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy mengatakan salah satu penyebab stunting atau penyakit gangguan pertumbuhan akibat gizi buruk kronis terjadi akibat orang tua mengabaikan asupan gizi anak mereka.

"Kasus stunting ini tidak hanya menyerang orang yang memiliki keterbatasan ekonomi, namun penyakit ini juga menyerang anak yang memiliki orang tua berekonomi mapan," kata dia di Jakarta, Kamis.

Menurutnya orang tua yang memiliki perekonomian mapan biasainya akan menitipkan anak mereka kepada pembantu. Pembantu yang tidak sabar akan membuat anak susah makan dan tidak mendapatkan gizi yang semestinya sehingga terjadilah penyakit ini.

"Stunting tidak hanya menyebabkan kekerdilan namun ada anak yang memiliki bobot tubuh besar namun daya tangkapnya lambat. Ini akibat kurang gizi," kata dia.

Apalagi para orang tua yang menitipkan anaknya kepada pembantu yang berperilaku tidak baik, anak mereka akan diberikan obat sehingga tertidur sepanjang hari. Tentu hal ini memiliki dampak buruk terhadap tumbuh kembang otak anak.

"Apabila orang tua tetap menggunakan jasa pembantu, mereka harus dilatih dahulu agar dapat bertanggungjawab memenuhi asupan gizi anak," ujarnya.

Terutama di zaman saat ini, beban hidup yang meningkat dan kemajuan teknologi yang begitu pesat membuat para orang tua mulai mengabaikan anak mereka.

Menurut dia tugas ayah dan ibu itu berat selain bekerja menghidupi keluarga mereka harus memberikan pengasuhan terhadap anak. Apabila orang tua salah dalam memberikan pola asuhan maka dampaknya akan buruk bagi anak.

"Pola asuh terbaik adalah pola asuh yang tumbuh dalam budaya keluarga itu sendiri. Kita boleh belajar dan melihat keberhasilan orang tua lain dalam mengasuh anak-anak mereka namun kita harus menemukan pola kita sendiri dalam mengasuh anak," katanya. (*)