Ombudsman: Pertamina harus pastikan elpiji dijual sesuai HET

id elpiji

Ombudsman: Pertamina harus pastikan elpiji dijual sesuai HET

Seorang pedagang di Simpang Empat sedang menyusun gas eliji yang saat ini harganya melambung mencapai Rp27 ribu per tabung. (Antara Sumbar/Altas Maulana).

Elpiji itu kan produk Pertamina, tentu selain memproduksi harus memastikan agar bisa dibeli masyarakat dengan harga yang tidak melampaui ketentuan
Padang, (Antaranews Sumbar) - Ombudsman Republik Indonesia perwakilan Sumatera Barat mengemukanan Pertamina harus memastikan elpiji tiga kilogram yang merupakan produk subsidi dijual sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Elpiji itu kan produk Pertamina, tentu selain memproduksi harus memastikan agar bisa dibeli masyarakat dengan harga yang tidak melampaui ketentuan," kata Kepala Ombudsman perwakilan Sumbar, Adel Wahidi di Padang, Kamis.

Menurut dia berdasarkan informasi yang diterima harga eceran elpiji di tingkat masyarakat di sejumlah kabupaten dan kota di Sumatera Barat dijual melampaui HET.

Tentu ini tidak dapat dibiarkan, harus diidentifikasi ini yang menaikkan apakah di tinggkat agen, pangkalan atau pengecer, kata dia.

Selain itu Dinas Perdagangan juga harus ikut mengawasai mata rantai distribusi sehingga produk elpiji tiga kilogran yang diperuntukkan bagi warga kurang mampu ini bisa tepat sasaran.

"Jadi harganya sesuai ketentuan dan yang bisa mendapatkan adalah yang betul-betul berhak," ujarnya.

Pada sisi lain ia melihat walaupun kenaikan harga melebihi HET berkisar Rp1.000 hingga Rp3.000 tetap saja harus diselidiki pihak mana yang bermain.

Sebelumnya harga elpiji bersubsidi di Kabupaten Agam, di tingkat pengecer berkisar Rp27 ribu hingga Rp30 ribu per tabung sejak beberapa bulan terakhir.

"Sedangkan di tingkat pangkalan harganya mencapai Rp23 ribu per tabung. Namun persediaan elpiji itu tidak selalu ada di pangkalan," kata salah seorang warga Lubukbasung, Mursyidi (48).

Ia menyebutkan persediaan elpiji dalam tabung hijau itu hanya ada beberapa jam setelah sampai ke gudang pangkalan.

Selain harga cukup tinggi, elpiji yang diperuntukkan untuk warga miskin juga sulit diperoleh, karena tidak semua pedagang pengencer memiliki persediaan.

Di Kabupaten Padang Pariaman harga elpiji tiga kilogram mencapai Rp30.000 per tabung karena habisnya stok bahan bakar tersebut di tingkat agen dan pangkalan daerah.

Salah seorang warga Kecamatan Nan Sabaris, Tuti (43) mengaku terpaksa membeli elpiji di pengecer atau di kedai dengan harga Rp30.000 per tabung karena ketika ke pangkalan stok bahan bakar itu sering habis.

"Harga tersebut terjadi semenjak beberapa minggu terakhir," katanya

Ia menyampaikan alasan pengecer menaikkan harga elpiji ukuran tiga kilogram tersebut karena stok bahan bakar tersebut yang susah diperoleh. (*)