Petani sawit Maligi Pasaman Barat merugi akibat terputusnya akses jalan

id Banjir

Petani sawit Maligi Pasaman Barat merugi akibat terputusnya akses jalan

Anggota DPD RI, Emma Yohana dan beberapa warga saat melihat genangan banjir di Maligi Kecamatan Sasak Ranah Pasisia. Akibatnya akses jalan terputus dan membuat petani merugi karena hasil panen kelapa sawit tidak bisa dibawa keluar dari Maligi.

Simpang Empat, (Antaranews Sumbar) - Ratusan petani kelapa sawit di Nagari Perisapan Maligi, Kecamatan Sasak Ranah Pasisia Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), merugi karena dampak banjir beberapa waktu lalu.

"Dampak banjir yang terjadi sangat terasa bagi petani sawit. Ratusan hektare lahan sawit mereka sejak banjir satu minggu belakangan tidak bisa dipanen," kata Sekretaris Nagari Persiapan Maligi, Hendrian di Simpang Empat, Senin.

Ia mengatakan selain itu di sejumlah titik pengumpulan akhir terdapat tumpukan sawit masyarakat yang membusuk setelah di panen yang tidak bisa dibawa dari Maligi.

Menurutnya terputusnya akses jalan masyarakat menuju pusat kecamatan dan menuju jalan perusahaan sejak sepuluh hari belakangan ini berdampak terhadap ekonomi masyarakat Maligi dan sekitarnya.

Ratusan hektare lahan sawit masyarakat tidak bisa dipanen karena setelah di panen mereka kesulitan membawa hasil panen menuju pabrik karena akses jalan yang terganggu.

Di beberapa titik tempat pengumpulan akhir terdapat sawit masyarakat yang membusuk setelah di panen.

Kelapa sawit itu tidak bisa dibawa ke pedagang pengumpul atau pabrik karena jalan menuju pabrik atau pusat kecamatan terputus dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda empat.

Ia menjelaskan banjir yang terjadi sejak Jumat (12/10) menyebabkan akses menuju daerah itu terputus.

Salah seorang petani, Jun (37) membenarkan situasi itu. Selain tumpukan sawit membusuk di daerah Suak Maligi, saat ini terdapat beberapa tumpukan sawit yang sudah membusuk di daerah maligi pascapanen.

Ia mengaku sawit tersebut tidak bisa dijual lagi karena kondisinya sudah tidak layak jual atau hancur.

Selain itu saat ini terdapat ratusan hektare lahan sawit masyarakat sudah memasuki masa penen namun karena akses jalan terputus mereka enggan memanen sehingga membusuk dan jatuhnya brondolan buah sawit dari batangnya.

Ia khawatir jika jalan belum juga diperbaiki maka kerugian masyarakat akan semakin parah karena sebagian besar sawit masyarakat sekarang sudah membusuk di batang.

"Ekonomi masyarakat sekitar sebagian besar bergantung kepada hasil sawit dan hasil melaut. Mudah-mudahan kondisi ini cepat berlalu," harapnya. (*)