Padang, (Antaranews Sumbar) - Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung memuji pelaksanaan demokrasi di Sumatera Barat karena tiga komponen masyarakat yaitu tokoh adat, alim ulama dan cendekiawan bisa saling bersinergi.
"Semua pelaksanaan pilkada di Sumatera Barat berlangsung dengan aman dan tidak tercederai, berbeda dengan daerah lain yang masih ada bakar-bakaran," kata dia di Padang, Sabtu.
Ia menyampaikan hal itu pada kuliah umum dengan tema Demokrasi dan Perkembangan Teknologi dalam rangka Dies Natalis ke-64 Universitas Negeri Padang.
Menurut Pramono di Sumatera Barat orang bisa berbicara berhari-hari saling bantah tapi tidak ada bentrok fisik.
"Demokrasi yang sebenarnya adalah sebagaimana yang dipraktikan di Sumbar," katanya.
Ia mengingatkan berbeda pendapat dan pilihan dalam politik adalah hal yang biasa saja.
"Ini perlu diapresiasi, kita mesti belajar dari Sumatera Barat karena tiga pilar masyarakat yaitu pemuka adat, alim ulama dan cendekiawan mendapatkan ruang dalam pembangunan," kata dia.
Pada sisi lain ia malah melihat saat ini potret masyarakat di media sosial cenderung penuh kebencian karena berbeda pilihan.
"Misalnya antara pendukung Prabowo dengan Jokowi, perdebatannya amat keras seakan mau berantem di depan mata, tapi ketika bertemu langsung baik-baik saja," katanya.
Akibatnya kata dia banyak yang terkena UU Informasi dan Transaksi Elektronik karena melakukan ujaran kebencian di media sosial.
Namun ia meyakini cepat atau lambat ujaran kebencian di media sosial akan berkurang karena pada akhirnya masyarakat akan bosan sendiri.
Pramono Anung puji pelaksanaan demokrasi di Sumbar (video)
Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung memberikan kuliah umum dengan tema Demokrasi dan Perkembangan Teknologi dalam rangka Dies Natalis ke-64 Universitas Negeri Padang di Padang, Sabtu (20/10) (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi)
