Program Rujuk Balik Buat Rumah Sakit Lebih Efisien

id BPJS

Program Rujuk Balik Buat Rumah Sakit Lebih Efisien

Pertemuan Jajaran manajemen RS Ibnu Sina dengan BPJS Kesehatan, (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi. (Ist)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Peluncuran Program Rujuk Balik (PRB) oleh BPJS Kesehatan disambut positif oleh Rumah Sakit Ibnu Sina Padang karena dinilai lebih efisien.

Dengan adanya program ini, maka pemberian obat yang sama kepada pasien bisa dicegah langsung sehingga lebih efisien dan bahaya mengonsumsi obat yang terlalu banyak dapat dihindari, kata Direktur Utama RS Ibnu Sina Padang dr. Mazni di Padang.

Menurutnya amat mungkin terjadi seorang pasien berobat kepada dokter yang berbeda namun mengeluhkan penyakit yang sama sehingga dokter yang berbeda dapat saja memberikan obat yang sama.

“Misal ada pasien yang mengalami komplikasi sakit meliputi stroke, jantung dan diabetes, saat berobat tentu mengeluhkan kondisinya dan berpeluang diberi obat yang sama,” ujarnya.

Ia menilai program ini juga mencegah pemakaian obat yang berlebihan dan mubazir sehingga pasien mendapatkan obat sesuai kebutuhan.

Mazni mengakui pada awal program ini diluncurkan agak kesulitan mengedukasi pasien karena pandangan yang berkembang selama ini kalau berobat di rumah sakit akan mendapatkan obat yang banyak dan beragam.

Namun edukasi terus dilakukan secara bertahap kepada pasien dan tentu saja harus bersinergi dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.

“Ada pasien yang protes biasanya obat banyak, kok sekarang jadi sedikit, namun berkat sosialisasi yang dilakukan petugas pelaksana lapangan perlahan-lahan pasien bisa memahami,” katanya.

Menurut dia untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program rujuk balik pihaknya rutin menggelar rapat manajemen meningkatkan koordinasi dan komunikasi.

Apalagi sebagian besar pasien kami adalah peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat, tentu edukasi harus terus dilakukan bisa jadi ada kemungkinan dokter terlupa, katanya.

Ia merasakan salah satu kendala yang dihadapi dalam program rujuk balik adalah sudut pandang masyarakat yang menilai berobat ke rumah sakit dan ditangani dokter spesialis adalah segalanya.

“Padahal kuncinya adalah di faskes primer (klinik, puskesmas dan dokter praktik perorangan, -red) untuk menjaga kondisinya,” kata dia.

Terkait penggunaan obat tersebut, penanggung jawab apoteker RS Ibnu Sina, Meryza mengatakan terkait dengan obat-obat yang akan dibagi dengan FKTP pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada pasien.

"Setiap pasien program rujuk balik kami edukasi sampai paham," katanya.

Direktur Utama Rumah Sakit Ibnu Sina Dr Mazni mengecek ketersediaan kamar di layar monitor. (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi)


Rujukan Online

Terkait dengan program rujukan online RS Ibnu Sina menilai program tersebut memberikan banyak kemudahan. Pertama aturan soal jasa dokter jadi lebih jelas dan ada kemudahan dalam melayani pasien.

“Kalau online kan lebih mudah, tidak ada lagi berkas apalagi selama ini berkas kerap menjadi sumber pertengkaran dengan pasien,” katanya.

Selain itu ia menilai ketiadaan berkas juga menguntungkan bagi rumah sakit karena lebih hemat. Kemudian untuk jadwal dokter juga lebih jelas dan penempatan tenaga perawat serta tenaga pendukung menjadi lebih efisien.

Namun salah satu kendala yang masih dihadapi adalah soal jaringan dan berharap agar ini bisa diatasi. "Kalau SDM sudah oke, tinggal jaringan sesekali bermasalah," katanya.