Masa Tanggap Darurat banjir Pasaman Barat diperpanjang tujuh hari

id Banjir

Masa Tanggap Darurat banjir Pasaman Barat diperpanjang tujuh hari

Kepala Pelaksana BPBD Pasama Barat, Tri Wahluyo menjelaskan lokasi banjir yang terjadi di daerah itu. Akibat masih belum terdata dan tersalurkan bantuan keseluruh titik banjir dan cuaca masih ekstrim maka masa tanggap darurat bencana diperpanjang sampai 25 Oktober 2018.

Simpang Empat, (Antaranews Sumbar) - Masa Tanggap darurat bencana banjir di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) diperpanjang tujuh hari ke depan hingga 25 Oktober 2018.

"Masa tanggap bencana tahap pertama tujuh hari pertama sejak Kamis (11/10) berakhir hari ini, Kamis (18/10). Namun melihat kondisi yang ada maka diperpanjang tujuh hari kedepan sampai 25 Oktober," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat, Tri Wahluyo di dampingi Kepala Bagian Humas, Yosmar Difia di Simpang Empat, Kamis.

Menurutnya masa tanggap bencana itu diperpanjang karena ada sebagian daerah yang masih tergenang air. Selain itu juga ada perkampungan yang terisolasi karena jembatan yang putus.

"Khusus untuk jembatan yang putus akan dibuatkan jembatan darurat sementara agar aktifitas masyarakat dapat berjalan dengan lancar," ujarnya.

Selain itu juga selama masa tanggap darurat yang diperpanjang juga akan menyalurkan bantuan kepada korban banjir. Sebab, akibat masih adanya air tergenang maka pasokan bantuan masih terganggu.

"Mudah-mudahan cuaca tidak ekstrim lagi sehingga air tidak kembali naik dan banjir cepat surut," harapnya.

Ia menyebutkan kerugian akibat banjir di Pasaman Barat dari data sementara mencapai Rp26. 720.000.000.

Data kerugian itu masih bersifat sementara karena pendataan rumah yang rusak oleh Dinas Perumahan Pemukiman masih berlangsung.

Selain itu data pertanian, perkebunan dan peternajan juga belum masuk karena masih pendataan.

"Dari data sementara itu Rp26 miliar kerusakan dari infrastruktur jembatan, irigasi dan jalan. Sedangkan rumah yang rusak sekitar 46 unit dengan kerugian Rp720 juta," ujarnya.

Ia menyebutkan kerusakan yang parah akibat banjir adalah enam unit jembatan yang ada yakni jembatan gantung Tunjung Pangkal dan jembatan beton Kecamatan Pasaman.

Satu unit jembatan semi permanen Padang Belimbing Kecamatan Luhan Nan Duo, jembatan gantung Sungai Aur, jembatan gantung Lubuk Gobing Kecamatan Ranah Batahan dan jembatan gantung Simpang Tolang Kecamatan Parit Koto Balingka.

"Infrastruktur lainnya seperti irigasi dan jalan juga mengalami kerusakan. Sementara rumah yang terdata baru 46 unit dan masih belum final," ujarnya.

Hingga Kamis (18/10) sore genangan air sudah mulai surut. Namun cuaca masih tidak menentu sehingga warga diimbau agar tetap waspada. (*)