Ketua TP PKK Pesisir Selatan ajak perempuan terus lanjutkan pendidikan

id Lisda Hendrajoni

Ketua TP PKK Pesisir Selatan ajak perempuan terus lanjutkan pendidikan

Ketua TP PKK Pesisir Selatan, Lisda Hendrajoni. (ist)

Dengan berpendidikannya seorang perempuan saya yakin keluarganya akan menciptakan generasi-generasi handal yang mampu menjadi penerus pembangunan bangsa dan negara
Painan, (Antaranews Sumbar) - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Lisda Hendrajoni mengajak perempuan terus melanjutkan pendidikan, karena perempuan memegang peranan penting setelah berumahtangga.

"Banyak hal negatif yang terjadi jika seorang perempuan tidak berpendidikan, yang jelas setelah bekeluarga maka keluarganya berkemungkinan besar berantakan mulai dari urusan ekonomi hingga lahirnya anak-anak yang hanya akan jadi beban masyarakat, karena berperilaku tidak terpuji," kata dia di Painan, Kamis.

Menurut Lisda, perihal pendidikan tidak hanya didapat di jalur formal seperti di bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi, namun pendidikan juga bisa didapat di keluarga dan lingkungan yakni pendidikan non formal seperti pendidikan agama, budi pekerti, etika, sopan santun, moral dan lainnya.

"Dengan berpendidikannya seorang perempuan saya yakin keluarganya akan menciptakan generasi-generasi handal yang mampu menjadi penerus pembangunan bangsa dan negara," ujarnya.

Ia melanjutkan, baik pendidikan formal maupun non formal sama-sama memiliki peranan penting dalam membentuk karakteristik seorang perempuan.

Jika ia mampu mengkombinasikan keduanya dengan baik maka ia akan menjadi perempuan yang siap menata keluarganya dengan baik dan akan melahirkan dan membesarkan generasi yang baik pula.

Terdapat beberapa persoalan di kehidupan sehari-hari yang terkadang dianggap tidak penting namun jika tindakan itu tidak perhatikan maka akan berdampak kurang baik terhadap perilaku anak-anaknya setelah dewasa.

"Makan dengan mengeluarkan suara berkecap atau kedengaran “cap, cap…” itu kurang baik dan jika seorang perempuan terbiasa begitu maka otomatis diikuti oleh anak-anaknya dan jika kebiasaan itu diteruskan hingga dewasa maka akan menjadi masalah baginya karena tidak semua orang terbiasa dengan hal itu, hal tersebut merupakan contoh kecil saja," jelasnya.

Apalagi tambahnya, dengan perkembangan ilmu teknologi saat ini seorang perempuan dituntut menjadi perempuan handal yang mampu menata dan menyiapkan keluarganya dengan baik.

"Perempuan tidak hanya dituntut telaten dalam mengelola keuangan keluarga namun lebih penting dari itu perilaku anak-anaknya juga mesti dibentuk sejak dini," ujarnya lagi. (*)