Presiden Jokowi ajak dunia hentikan masa-masa kelam dalam perekonomian

id Jokowi,Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia ,Krisi Keuangan 2008

Presiden Jokowi ajak dunia hentikan masa-masa kelam dalam perekonomian

Presiden Joko Widodo menunggu kedatangan para kepala negara/pemerintahan, sekjen ASEAN, direktur pelaksana IMF, presiden Grup Bank Dunia dan sekjen PBB dalam sesi ASEAN Leaders Gathering di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). ASEAN Leaders Gathering digelar di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group Tahun 2018. ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Afriadi Hikmal/wsj/2018.

Dengan banyaknya masalah perekonomian dunia, sudah cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa winter is coming
Nusa Dua, Bali, (Antaranews Sumbar) - Presiden Joko Widodo mengajak para pembuat kebijakan di dunia untuk menghentikan masa-masa kelam dalam perekonomian setelah 10 tahun dunia terbebas dari depresi global.

"Dengan banyaknya masalah perekonomian dunia, sudah cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa winter is coming," kata Presiden Joko Widodo pada acara pembukaan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali Nusa Dua Convention Center Bali, Jumat.

Presiden mengasosiasikan situasi perekonomian global saat ini sebagaimana yang terjadi dalam serial Game of Thrones dimana perebutan pengaruh dan kekuasaan terjadi.

Padahal 10 tahun yang lalu, kata Presiden, dunia mengalami krisis finansial global.

"Berkat langkah-langkah kebijakan moneter dan fiskal yang luar biasa, yang membutuhkan keberanian politik yang besar, saudara-saudara para pembuat kebijakan telah menyelamatkan dunia dari depresi global yang pada waktu itu sudah di depan mata," katanya,

Untuk itu, ia menyampaikan selamat atas kesuksesan para pembuat kebijakan tersebut dalam mengatasi krisis keuangan dunia tahun 2008.

Setelah 10 tahun berlalu, ia menambahkan, dunia dinilainya tetap harus waspada terhadap meningkatnya risiko dan kesiapsiagaan dalam mengalami ketidakpastian global.

"Seperti yang disampaikan (Dirjen Pelaksana IMF) Christine Lagarde, terdapat banyak masalah yang membayangi perekonomian dunia," katanya.

Amerika Serikat menikmati pertumbuhan yang pesat, kata Presiden, namun di banyak negara terdapat pertumbuhan yang lemah atau tidak stabil.

Ia menambahkan, perang dagang semakin marak dan inovasi teknologi mengakibatkan banyak industri terguncang.

"Negara-negara yang sedang tumbuh juga sedang mengalami tekanan pasar yang besar," katanya.

Menurut dia, dalam beberapa dekade terakhir ini, negara ekonomi maju telah mendorong negara ekonomi berkembang untuk "membuka diri" dan ikut dalam perdagangan bebas dan keuangan terbuka.

Ia mengatakan globalisasi dan keterbukaan ekonomi internasional ini telah memberikan banyak sekali keuntungan, baik bagi negara maju maupun negara berkembang.

"Berkat kepeduliaan dan bantuan negara ekonomi maju, kami negara-negara berkembang mampu memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi dunia," katanya. (*)