BPBD ungkap Bojonegoro berpotensi gempa karena dilewati sesar

id Gempa Bojonegoro

BPBD ungkap Bojonegoro berpotensi gempa karena dilewati sesar

Gempa Bojonegoro. (cc)

Bojonegoro, (Antaranews Sumbar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan daerah itu memiliki potensi gempa karena dilewati sesar di zona Kendeng di wilayah selatan, dan sesar di zona Rembang wilayah utara yang berbatasan dengan Kabupaten Tuban dan Blora, Jawa Tengah.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia, di Bojonegoro, Kamis, menjelaskan wilayahnya diketahui memiliki potensi gempa berdasarkan dokumen kajian risiko bencana 2017-2012 yang dikeluarkan BNPB.

"Dokumen kajian risiko bencana yang dikeluarkan BNPB kami terima awal 2018," kata dia.

Berdasarkan dokumen itu, lanjut dia, wilayahnya yang dilewati sesar zona Kendeng yaitu memanjang mulai Kecamatan Margomulyo, Tambakrejo, Ngambon, Sekar, Gondang, Bubulan dan Temayang, hingga kemudian ke arah Kabupaten Nganjuk dan Jombang.

Selain itu, lanjut dia, wilayahnya yang dilewati sesar zona Rembang yaitu di Kecamatan Kedewan dan Malo, yang berbatasan dengan Kabupaten Blora, Jawa Tengah, kemudian ke arah Tuban.

Berdasarkan kajian yang ada bahwa potensi gempa disebabkan keberadaan dua sesar itu tidak sebesar gempa di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Sebab, sesar di zona Kendeng dan Rembang, pergeserannya kecil dibandingkan sesar Koro Palu.

"Kalau pergeseran sesar besar maka potensi gempa juga besar, begitu sebaliknya," katanya.

Meski demikian, BPBD akan menyosialisasikan potensi gempa di daerahnya kepada masyarakat. Selain juga memasukkan potensi gempa dalam daftar potensi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu di wilayahnya.

Paling tidak, kata dia, masyarakat yang membangun bangunan di garis kedua sesar harus waspada, karena di wilayahnya memiliki potensi gempa."BPBD akan memasukkan potensi bencana gempa dalam daftar bencana yang bisa terjadi, meskipun kejadian gempa tidak bisa diprediksi," ujarnya.

Sebelum ini, kata dia, BPBD mencatat ada sembilan bencana yang masuk daftar ancaman bencana di wilayahnya, antara lain, banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, selain juga bencana kegagalan industri karena adanya industri migas.

Dari data yang diperoleh Antara menyebutkan gempa berkekuatan 4 skala richter pernah terjadi di Kecamatan Gondang, pada awal 2016.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nganjuk, memperkirakan pusat gempa di Desa Jari, Kecamatan Gondang, berada di lokasi dangkal berkedalaman berkisar 1-30 kilometer.

Ketika itu gempa dirasakan warga di Desa Jari dan sekitarnya, dan di Desa Jari, kemudian muncul semburan lumpur bercampur air dan gas. (*)