BKPM sampaikan prospek investasi jangka panjang Indonesia cerah

id Kepala BKPM Thomas Lembong,Thomas Lembong,Prospek Investasi Indonesia, Pertemuan Tahunan IMF-WBG

BKPM sampaikan prospek investasi jangka panjang Indonesia cerah

Kepala BKPM, Thomas Lembong.

Jimbaran, (Antaranews Sumbar) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan prospek investasi jangka panjang Indonesia cerah selama aspek demografi, teknologi, dan peningkatan produktivitas terus bisa dijaga.

"Sangat jelas sekali bahwa prospek Indonesia jangka panjang sangat cerah," ujar Tom, sapaan akrab Thomas, dalam Infrastructure Forum 2018 sebagai bagian dari Pertemuan Tahunan IMF-WBG di Jimbaran, Bali, Kamis.

Ia mengatakan pemerintah tengah berupaya menarik investor yang menanamkan modal jangka panjang, sehingga langkah untuk menjaga dan meningkatkan fundamental ekonomi menjadi penting.

Penguatan fundamental melalui sektor infrastruktur telah mulai dijalankan oleh pemerintah untuk mendukung produktivitas dan efisiensi dari perekonomian.

Kemudian, Presiden Joko Widodo juga sudah mengumumkan bahwa fokus berikutnya adalah membangun sumber daya manusia melalui peningkatan keterampilan dan pengetahunan dari tenaga kerja.

"Seringkali pekerja kita kekurangan pengetahuan atau keterampilan, belum dilatih untuk menjadi pekerja yang produktif untuk menjaga daya tarik investasi di Indonesia," ujar Tom.

BKPM bekerja sama dengan PT Bank HSBC lndonesia menyelenggarakan Infrastructure Forum 2018 sebagai ajang bagi para investor berkomunikasi dengan pemerintah terkait peluang investasi infrastruktur di Indonesia.

Deputy Chairman and Chief Executive HSBC Asia Pacific Peter Wong mengatakan Indonesia memiliki potensi untuk merealisasikan pembangunan proyek infrastruktur dengan melihat kebutuhan sektor swasta.

"Namun, diperlukannya penghubung yang baik secara fisik, ekonomi, dan pembiayaannya. Dengan kata lain, infrastruktur adalah kuncinya," ucap Wong.

Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia Sumit Dutta menjelaskan bahwa pemerintah dan pihak swasta membutuhkan skema pembiayaan yang solutif demi menunjang keberlanjutan pembangunan proyek infrastruktur di masa mendatang.

"Salah satunya melalui investasi di proyek pembangunan infrastruktur ini," ujar Sumit Dutta.

Menurut data Bank Pembangunan Asia (ADB), estimasi kebutuhan investasi infrastruktur Asia dari 2016-2030 tercatat 22,6 triliun dolar AS atau sekitar 1,5 triliun dolar AS per tahun.

Untuk Asia Tenggara, kebutuhan investasi dalam periode 2016-2030 tercatat sebesar 2,7 triliun dolar AS, dan dengan memperhitungkan mitigasi bencana dan adaptasi kenaikan bencana menjadi sebesar 3,1 triliun dolar AS. (*)