Pemkab Solok berikan pengetahuan mitigasi bencana kepada masyarakat

id Gusmal

Pemkab Solok berikan pengetahuan mitigasi bencana kepada masyarakat

Bupati Solok, Gusmal saat memberikan arahan pada sosialisasi mitigasi bencana. (Antara/ Tri Asmaini)

Kami dari BPBD terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terutama dalam pengetahuan seputar gempa bumi dan penanggulangannya
Arosuka, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Solok, Sumatera Barat, memberikan pengetahuan mitigasi bencana kepada masyarakat agar mampu mempersiapkan diri menghadapi situasi darurat saat terjadi bencana di daerah itu.

"Pengetahuan kebencanaan ini perlu diberikan karena Kabupaten Solok salah satu wilayah rawan bencana, sebab geografisnya berada dalam jalur sesar Sumatera segmen Sumani, dan juga keberadaan gunung api aktif yang kerap berubah status dipicu gempa," kata kepala BPBD Kabupaten Solok, Dasril di Koto Baru, Rabu.

Ia menjelaskan segmen Sumani berada di sisi utara Danau Singkarak, menyisir sisi Barat Daya danau tersebut melintasi daerah Kota Solok, Sumani, Selayo dan berakhir di utara Danau Diateh Tenggara Gunung Talang.

Panjang segmen 90 km dengan potensi 65 km, kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah 7,2 Skala Richter (SR). Dengan posisi yang terletak di bawah Gunung Talang, banyak warga yang mengkhawatirkan kondisi gunung tersebut. Menyikapi hal ini, tentu saja mitigasi bencana harus dimaksimalkan, apalagi Solok mempunyai riwayat gempa yang cukup panjang, yang terbaru gempa dengan kekuatan 5,3 SR pada bulan Juli 2018 yang mengakibatkan ratusan rumah rusak.

Ia mengatakan dalam menyikapi keadaan rawan gempa ini, perlu menciptakan masyarakat dan generasi yang sadar akan pentingnya kesiapsiagaan bencana guna menekan angka risiko bencana itu sendiri.

Kegiatan mitigasi bencana di Kabupaten Solok lebih difokuskan pada bencana gempa. Adapun mitigasi bencana merujuk pada semua tindakan untuk mengurangi dampak bencana yang dapat dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan risiko jangka panjang.

"Kami dari BPBD terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terutama dalam pengetahuan seputar gempa bumi dan penanggulangannya," ujarnya.

Lalu upaya selanjutnya sudah ada beberapa nagari yang memiliki satuan tugas siaga bencana nagari (satgas SBN) dalam upaya pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Ke depannya pihaknya akan mengajak seluruh nagari agar memiliki Satgas SBN sebagai perpanjangan tangan pemerintah daerah dalam menyosialisasikan pengetahuan tentang bagaimana menyikapi gempa ke masyarakat nagari. Lalu pelaksanaan sekolah siaga bencana pada tingkat SMA sudah terlaksana 100 persen, untuk tingkat SMP dan MTs sudah mulai dilaksanakan dan akan berlanjut untuk tahun berikutnya, sementara untuk tingkat SD akan direncanakan tahun depan.

Adapun yang perlu diperhatikan dalam meminimalisir dampak bencana tentu teknik konstruksi bangunan rumah, membangun di daerah yang rawan bencana alam dengan bentuk dan material khusus.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Solok, Effia Vivi Fortuna menyebut pihaknya sedang melakukan pemetaan daerah rawan bencana bersama BPBD Kabupaten Solok dan dinas terkait.

"Nanti kami lihat dulu yang mana yang masuk garis merah, permukiman padat penduduk atau kawasan lain, baru kami rancang bagaimana upaya penanggulangannya, tapi sekarang kami tetap melakukan upaya sosialisasi baik perilaku masyarakat dalam menghadapi gempa maupun perihal konstruksi bangunan ramah gempa," katanya. (*)