Gagang pisau berukir jadi tren peburu di Padang Pariaman

id Gagang pisau berukir

Gagang pisau berukir jadi tren peburu di Padang Pariaman

Pemilik pisau gagang berukir tubuh manusia,  Sultan Manik menunjukkan dua pisau koleksinya di kedainya di Parit Malintang, Padang Pariaman, Sumbar, Rabu (10/10). (Antara Sumbar/Aadiat MS)

Parit Malintang, (Antaranews Sumbar) - Memiliki gagang pisau berukir seperti manusia dan hewan menjadi tren peburu di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.

"Pisau tersebut dibawa saat berburu babi," kata salah seorang pemilik pisau bergagang ukir, Sultan Manik (45) di Parit Malintang Rabu.

Ia mengatakan meskipun pisau tersebut tidak selalu digunakan namun menjadi suatu kebanggaan tersendiri saat membawanya ketika berburu.

Saat berburu, lanjutnya pisau tersebut dipasang di pinggang lengkap dengan sarungnya.

Ia menyebutkan saat ini jumlah koleksi pisau bergagang ukir miliknya sebanyak dua unit.

Bentuk kedua pisau tersebut yaitu untuk ukuran sekitar 20 centimeter memiliki gagang seperti tangan yang dililit ular dan terdapat wanita yang badannya ditutupi selendang.

Sedangkan pisau satu lagi, memiliki ukuran lebih besar dari sebelumnya dengan ukiran tubuh wanita berselendang memegang kendi untuk mengambil air.

Sultan menggandrungi koleksi gagang berukir tersebut sekitar lima tahun lalu dan apabila ada yang berminat ia pun akan menjualnya.

Ia menyatakan keistimewaan gagang pisau miliknya yaitu berbahan tanduk rusa dengan perekat antara gagang dengan pisau dari stainless atau baja tidak berkarat yang dibuat khusus.

Karena keistimewaan tersebut gagang bersama pisau serta sarungnya dijual dengan harga Rp1.600.000 per unit.

"Harga tersebut yang terendah dan harga itu akan naik jika dijual daerah Pulau Jawa," katanya.

Selain dapat membuat gagang dari tanduk rusa ia pun dapat membuatnya dari tanduk kerbau yang dijual dengan harga Rp1 juta sedangkan dari kayu yaitu Rp700 ribu per unit.

Lama proses membuat gagang pisau tersebut mulai dari satu hari untuk berbahan kayu sedangkan satu minggu untuk tanduk.

Selain Sultan, warga Nagari Sikucua Utara, Kecamatan V Koto Kampung Dalam juga membuat gagang pisau berukirkan seperti manusia dan hewan yang bahannya dari kayu pilihan.

"Bentuk gagang yang dibuat sesuai dengan pesanan konsumen," kata pelaku usaha tersebut, Andah (48) di V Koto Kampung Dalam, Selasa.

Ia menyebutkan bentuk gagang pisau yang pernah dibuat yaitu di antaranya orang Indian, ular, harimau, dan naga.

Untuk menyelesaikan satu gagang pisau dibutuhkan waktu sekitar lima hari hingga satu minggu atau tergantung motifnya. (*)