Presiden minta pelajar cegah penyebaran hoaks

id Presiden Jokowi,hoaks,pelajar cegah hoaks

Presiden minta pelajar cegah penyebaran hoaks

Presiden Joko Widodo.(ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww/18.)

Bogor, (Antaranews Sumbar) - Presiden RI Joko Widodo meminta para pelajar ikut mencegah penyebaran kabar bohong (hoaks) yang menyebar di tengah masyarakat.

"Jadi, anak-anak tolong kalau ada hal-hal yang namanya hoaks, kabar bohong, saling mencela, tolong diluruskan, dibetulkan," kata Presiden Joko Widodo di hadapan para pelajar dalam acara Silaturahmi Presiden RI dengan peserta Apresiasi Kebangsaan Siswa Indonesia (AKSI) di Bogor, Rabu.

AKSI adalah latihan kepemimpinan yang diikuti 340 siswa SMA dan 170 siswa SMK se-Indonesia yang terdiri atas ketua OSIS dan ketua seksi kerohanian dari 34 provinsi di Indonesia dan didampingi oleh guru pembina OSIS dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dari tiap sekolah.

"Kita harus sadar betul, jangan sampai kita diadu-adu oleh berbagai kepentingan. Ini berbahaya sekali, apalagi anak-anakku semua pemimpin di sekolah masing-masing baik pemimpin rohaniwan, baik ketua OSIS, kalau tidak bisa mengajak teman-temannya melihat bahwa Indonesia beragam, maka akan berbahaya sekali," kata Presiden.

Peredaran hoaks itu menurut Presiden terjadi karena kepentingan politik, misalnya pemilihan bupati, wali kota, gubernur, dan presiden yang terjadi setiap 5 tahun sekali.

"Pemilihan itu terjadi tiap 5 tahun sekali, tapi kita seperti terpecah-pecah, ini bahaya sekali. Anak-anak harus menyadari ini, perbedaan pilihan biasa dalam demokrasi, silakan memilih bupati A, bupati B silakan atau memilih gubernur A atau B atau C, silakan tapi jangan sampai antarteman tidak saling sapa karena beda pilihan tadi," tambah Presiden.

Presiden lalu mengambil contoh ajang Asian Gamex XVIII yang belangsung pada bulan Agustus lalu. Indonesia total meraih 31 medali emas 24 medali perak 43 medali atau 98 medali dan menduduki peringkat ke-4 negara peraih medali.

"Coba saat Asian Games begitu bersatu, kita dapat 31 medali emas, biasanya dapat 4 (medali), dapat 5 (medali), ranking 22, ranking 15, rangking 17, kemarin rankingnya 4, karena apa? Bersatu, tidak ada yang mikir pemain badminton itu agamanya apa, dari mana provinsinya, semuanya hanya untuk berkumandangnya Indonesia Raya, kalau semua berpikir seperti itu negara akan maju," kata Presiden.

Presiden pun menegaskan bahwa persatuan adalah modal utama Indonesia untuk memenangkan kompetisi dengan engara lain.

"Aset terbesar kita adalah persaudaraan, persatuan, dan kerukunan! Tidak ada yang lain, kalau kita bersatu, kita rukun maka kita punya potensi besar akan mengalahkan negara-negara lain dalam kita bersaing," ucap Presiden.

Ia pun berharap agar para pelajar tersebut terus belajar dan bekerja keras, menguasai ilmu pengetahuan, mengukuhkan fondasi moral dan daya juang.

"Tapi untuk menjadi negara besar perlu kerja keras, kerja keras dari Papua, dari Jawa, dari Sulawesi, dari NTT, dari NTB, dari Kalimantan, Sumatera semua kerja keras, tanpa itu janga mimpi jadi negara ekonomi terkuat di dunia. Masa depan itu milik anak-anakku semua, bukan milik siapa-siapa. Jangan berhenti mencintai negeri ini demi kemajuan Indonesia," kata Presiden.

Selain peserta AKSI, dalam acara itu hadir juga peserta Kongres dan Musyawarah Nasional Asosiasi Profesi Guru dan Bahasa Sastra Indonesia. Presiden didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. (*)