Berburu pisau gagang unik karya Pak Andah di Padang Pariaman (Video)

id pisau unik

Berburu pisau gagang unik karya Pak Andah di Padang Pariaman (Video)

Pelaku usaha pembuat gagang unik, Andah sedang menunjukkan karyanya di Kecamatan V Koto Kampung Dalam,  Padang Pariaman, Sumbar. (ANTARA SUMBAR/ Aadiaat M. S)

Parit Malintang, (Antaranews Sumbar) - Warga Nagari Sikucua Utara, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat membuat gagang pisau unik atau menyerupai wujud manusia dan hewan.

"Bentuk gagang yang dibuat sesuai dengan pesanan konsumen," kata pelaku usaha tersebut, Andah (48) di V Koto Kampung Dalam, Selasa.

Ia menyebutkan bentuk gagang pisau yang pernah dibuat yaitu di antaranya orang Indian, ular, harimau, dan naga.

Untuk menyelesaikan satu gagang pisau dibutuhkan waktu sekitar lima hari hingga satu minggu atau tergantung motifnya.

Lambatnya proses pembuatan karena ia hanya menggunakan pisau kecil untuk meraut gagang tersebut hingga berbentuk sempurna.

"Ya karena keterbatasan alat maka terpaksa prosesnya lama," katanya.

Untuk satu gagang pisau beserta pisaunya dijual dengan harga Rp650 ribu per unit, sedangkan besi yang digunakan yaitu cakram rem bekas.

Sedangkan kayu yang digunakan, lanjutnya ialah kayu pilihan di antaranya kayu kemuning.

"Namun sayangnya kebanyakan yang pesan teman-teman pemburu dan bayarnya hanya Rp150 ribu untuk gagangnya saja," ujarnya.

Karena rendahnya yang dibayar tersebut, lanjutnya maka selama ini pengerjaan gagang pisau dikerjakan pada waktu senggang.

Ia mengerjakan gagang tersebut apabila tidak ada pekerjaan lain atau sambil di kedai saat bercengkrama dengan warga lainnya saja.

"Saat di kedai itulah karya saya mendapatkan kritikan sehingga akhirnya saya dapat memperbaikinya," kata dia.

Ia mengungkapkan usaha yang dijalankannya telah ditekuni semenjak telapak kakinya lumpuh, karena asam urat yang diderita sekitar 10 tahun lalu.

Ia berharap adanya bantuan dari pihak terkait untuk pembelian peralatan guna mempercepat proses pengerjaan pembuatan gagang tersebut.

"Saya ingin mengembangkan usaha ini, namun karena peralatan kurang terpaksa seperti ini," ujar dia.

Ia menyampaikan kurangnya peralatan tersebut karena sistem jualnya yang perpaket sehingga harganya mahal.

"Padahal yang dibutuhkan tidak seberapa," tambahnya. (*)