Padang Aro, 7/10 (Antara) - Polres Solok Selatan, Sumatera Barat menggelar simulasi pengamanan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 untuk mempersiapkan mental personil kepolisian dalam menghadapi pesta demokrasi.
Kapolres Solok Selatan AKBP Imam Yulisdianto, di Padang Aro, Minggu mengatakan simulasi untuk mempersiapkan mental personil dan mereka tidak boleh bersikap meremehakan atau menggampangkan situasi karena nantinya bakal bersifat fluktuatif sehingga naluri mengantisipasi segala situasi yang berkemungkinan terjadi nantinya dari setiap personil, perlu dilatih dan disiapkan.
"Kita bisa melihat dan mencermati fenomena yang disuguhkan baik di televisi maupunpun media sosial sosial saat ini, banyaknya penyebaran berita hoax dan ujaran kebencian dan untuk menyikapi efek timbul dari yang demikian itu, Polri jangan sampai teledor," katanya.
Selain itu, simulasi tersebut juga merupakan serangkaian operasi mantabrata dimana Polri menerapkan siaga satu dan mesti selalu siap memberi pengamanan.
Kapan dan dimana pun di wilayah hukum Polres Solok Selatan termasuk selalu siap jika diminta untuk mempertebal pengamanan pada Polres lain.
"Sekarang baru berupa pelatihan untuk simulasi pengamanan Pemilu pada 2019 dan kami akan menampilkan sejumlah skenario mengenai kemungkinan pontensi gangguan saat Pemilu tersebut di hadapan masyarakat pekan depan dan direncanakan di pasar semimodern Padang Aro," ujarnya.
Terkait pengaruh berita hoax di Solok Selatan menurutnya masih ada namun tidak begitu signifikan.
Pihaknya mendorong agar pemerintah, tokoh masyarakat, termasuk media massa saling bekerja sama dengan polisi untuk memerangi hoax tersebut.
Pada simulasi tersebut, sebanyak 150 personil dilibatkan dan mereka dibagi sesuai kelompok peran yang diskenariokan.
Simulasi pengamanan dimulai dari aksi kampanye hitam oleh salah satu partai peserta Pemilu, lalu dimanfaatkan oleh kelompok penyebar hoax lewat media sosial dan terjadilah demonstrasi besar-besaran di kantor Bawaslu yang berujung bentrok.
Aksi masa itu dihadang oleh aparat kepolisian. Polisi bersama Bawaslu sempat berupaya menenangkan massa tetapi bentrokan tidak terhindarkan saat massa mulai menyerang barisan polisi yang menghadang.
Untuk memukul mundur massa, polisi juga mengerahkan kendaraan taktis dan menyemprotkan water canon ke arah pengunjuk rasa.
Massa berhamburan menghindari semprotan air dan barisan polisi secara perlahan maju untuk memukul mundur ratusan pengunjuk rasa hingga membubarkan diri dan meninggalkan lokasi.
Dalam skenarionya polisi berhasil menangkap si penyebar hoax yang menjadi memprovokator dan sengaja mengadu domba massa.***
Berita Terkait
Bawaslu RI pastikan serahkan kesimpulan ke MK pada hari ini
Selasa, 16 April 2024 10:51 Wib
Kubu oposisi Korea Selatan menang besar dalam pemilu legislatif
Jumat, 12 April 2024 17:52 Wib
Arief Hidayat jelaskan alasan MK tak panggil Jokowi
Jumat, 5 April 2024 13:31 Wib
Muhadjir tegaskan tugas dan fungsi Kemenko PMK tak terkait pemilu
Jumat, 5 April 2024 11:34 Wib
Sri Mulyani percaya forum di MK jadi cara merawat nalar publik
Jumat, 5 April 2024 11:32 Wib
Pemohon dua ajukan keberatan soal saksi dan ahli Prabowo-Gibran
Kamis, 4 April 2024 10:39 Wib
Bawaslu Padang Panjang gelar Rapat Fasilitasi Sentra Gakumdu Penetapan Hasil Pemilu 2024
Kamis, 4 April 2024 9:06 Wib
Bawaslu Agam maksimal lakukan pengawasan selama Pemilu
Rabu, 3 April 2024 15:52 Wib