Sirene tsunami di Pariaman rusak karena akinya dicuri

id Sirene Tsunami,Alat pendeteksi dini tsunami,BPBD pariaman

Sirene tsunami di Pariaman rusak karena akinya dicuri

Operator sedang menekan tombol uji coba sirene peringatan tsunami di Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar.  (ANTARA SUMBAR/Aadiaat M. S)

Pariaman, (Antaranews Sumbar) - Wali Kota Pariaman, Sumatera Barat, Mukhlis Rahman meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melakukan pengecekan secara berkala sirene atau alat pendeteksi dini tsunami untuk mengetahui kondisi kelayakannya.

"Sesuai Surat Edaran Gubernur Sumbar, setiap daerah diminta untuk melakukan pemeriksaan atau pengecekan sirene sebagai antisipasi apabila terjadi bencana alam seperti gempa bumi yang berpotensi tsunami," katanya di Pariaman Jumat.

Pihaknya juga meminta BPBD setempat segera melaporkan hasil pemeriksaan tersebut untuk mengetahui kelayakan atau kondisi terkini alat peringatan dini tsunami.

Terkait adanya 10 dari 16 unit sirene di daerah itu yang rusak bahkan dicuri oleh oknum tidak bertanggung jawab, pihaknya menegaskan instansi terkait perlu menindak secara hukum.

"Selain aset negara, perbuatan merusak atau mencuri sirene itu membahayakan keselamatan masyarakat apabila terjadi bencana alam," katanya.

Oleh karena itu pihaknya meminta kepada BPBD setempat minimal melakukan pengecekan kondisi alat tersebut satu bulan sekali guna memastikan kelayakan.

Kepala BPBD Kota Pariaman, Asrizal mengatakan 10 dari 16 sirene peringatan dini tsunami yang dipasang di kawasan pantai daerah itu mengalami kerusakan, tinggal enam saja yang dapat berfungsi jika bencana terjadi.

"Kerusakan alat bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Provinsi Sumbar pada 2014 tersebut, karena akinya dicuri oleh oknum masyarakat, serta teknologinya sudah tidak berfungsi," kata dia.

Untuk memperbaiki sirene tersebut membutuhkan tenaga teknisi khusus dari Jakarta, sedangkan pengadaan barang pada 2018 belum ada.

Ia mengatakan Kota Pariaman memiliki garis pantai sepanjang 12,5 kilometer, idealnya daerah itu membutuhkan 16 sirene Early Warning System atau sistem peringatan dini tsunami.

Pada umumnya sirene tersebut dipasang di tempat keramaian seperti Masjid Desa Rawang, Kantor Desa Ampalu, Desa Pauah Barat Kecamatan Pariaman Tengah, dan Masjid Mangguang Kecamatan Pariaman Utara.

"Masing-masing sirene ini memiliki daya jangkau hingga satu kilometer apabila mendeteksi adanya peringatan bencana alam seperti tsunami," ujarnya.

Terkait jalur evakuasi, pemerintah setempat telah menyiapkan sebanyak 20 titik kumpul dengan 22 jalur yang tersebar di Kecamatan Pariaman Utara, Kecamatan Pariaman Timur dan Kecamatan Pariaman Selatan. (*)