225 ribu rumah tangga di Indonesia terdapat Orang Dengan Gangguan Jiwa berat

id Gangguan Jiwa,Orang dengan gangguan jiwa berat

225 ribu rumah tangga di Indonesia terdapat  Orang Dengan Gangguan Jiwa berat

(ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/foc/18.)

Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihantono mengatakan sekitar 225 ribu rumah tangga di Indonesia yang pada anggota keluarganya terdapat Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berat.

"Sekitar 15 juta rumah tangga yang sudah dikungjungi oleh tenaga kesehatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), ada persoalan ODGJ berat di rumah tangga, angkanya sekitar 15 persen. Jadi terbayang ada sekitar 225 ribu rumah tangga yang di dalamnya ada ODGJ," kata Anung di dalam konferensi pers Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) di kantor Kementerian Kesehatan, Selasa.

Kendati demikian, Anung mengatakan angka tersebut belum bisa mencerminkan gambaran secara keseluruhan persolan kesehatan jiwa di Indonesia.

Melalui PIS-PK, tenaga kesehatan dari Puskesmas dikerahkan mengunjungi rumah-rumah warga di Indonesia untuk mengetahui tingkat kesehatan suatu keluarga dengan berbagai macam indikator. Program tersebut mengidentifikasi sejumlah penyakit, termasuk di dalamnya penyakit kesehatan jiwa.

Anung mengatakan secara epidimologis setiap ada satu orang dengan gangguan jiwa pada umumnya terdapat lima sampai 10 Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK).

"Misal dalam rumah tangga saya ada satu, itu di lingkungan sekitar saya ada lima sampai 10 orang dengan maslaah kesehatan jiwa," kata Anung.

ODMK bisa berupa stress, tidak punya relasi sosial dengan yang lain, depresi, atau masalah lain yang memiliki risiko menjadi gangguan jiwa. Sementara ODGJ ialah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran dan kejiwaannya sehingga berpengaruh pada perilaku.

Anung mengatakan Kemenkes melakukan berbagai upaya promotif dan preventif yang tujuannya untuk mengurangi ODMK dan mencegahnya menjadi ODGJ.

"Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia ini dimaksudkan juga untuk menumbuhkan perhatian sekaligus memberikan atensi, bahwa kesehatan jiwa ini bukan persoalan individu, tapi persoalan komunitas yang harus kita pecahkan bersama-sama," kata Anung. (*)