BNPB dan LAPAN gunakan citra satelit resolusi tinggi cari titik terparah gempa Palu

id Gempa Palu,Pencarian Titik terparah Gempa Palu,BNPB

BNPB dan LAPAN gunakan citra satelit resolusi tinggi cari titik terparah gempa Palu

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho (tengah) memberikan pemaparan mengenai dampak gempa bumi dan tsunami di kota Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah saat konferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (29/9). Berdasarkan data BNPB hingga pukul 10.00 WIB menyatakan jumlah korban yang meninggal dunia akibat gempa bumi dan tsunami di kota Palu sebanyak 48 orang, sementara untuk kota Donggala belum mendapatkan laporan dikarenakan terputusnya jaringan komunikasi, dan diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pd/18

Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan menggunakan citra satelit resolusi tinggi untuk menyisir titik-titik terparah terdampak gempa 7,4 Skala Richter (SR) dan tsunami di Donggala dan Kota Palu.

Kepala Lapan Thomas Djamaluddin kepada Antara di Jakarta, Sabtu (29/9), mengatakan, sesuai permintaan BNPB, pihaknya akan terus memperbarui informasi titik-titik terdampak bencana gempa dan tsunami Sulawesi Tengah (Sulteng) sesuai perolehan citra satelit.

Masyarakat, menurut dia, juga dapat mengikuti informasi citra satelit untuk daerah terdampak gempa dan tsunami di situs http://pusfatja.lapan.go.id/index.php/tanggapbencana.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Tim SAR kesulitan menembus titik-titik bencana untuk menjangkau korban karena rusaknya akses jalan akibat gempa dan tsunami. Ketiadaan listrik dan layanan telekomunikasi juga mempersulit upaya penyelamatan dan pemetaan dampak bencana.

Baca juga: Kemenkes kirim tenaga kesehatan dan obat-obatan ke Palu

Karenanya, BNPB berkoordinasi dengan LAPAN untuk segera menyediakan citra satelit resolusi tinggi sebagai bahan analisis untuk wilayah Donggala dan Kota Palu agar Tim SAR dapat lebih cepat dan tepat melakukan evakuasi dan menyalurkan bantuan, ujar Sutopo.

"Harapannya pihak internasional bisa mengirimkan citra satelit resolusi tinggi juga untuk bahan analisis kita supaya tahu di mana saja yang terdampak. Mudah-mudahan ada satelit yang melintas di atas Kota Palu, kami butuh citra satelit sedetil mungkin, hitungan centimeter sehingga obyek-obyek di darat dapat difoto jelas," ujar dia.

Masyarakat sangat membutuhkan bantuan dengan cepat, dan sekarang banyak yang belum menerima bantuan. Karena pemerintah daerah juga terkena dampak, ditambah ada keterbatasan akses untuk menjangkau lokasi-lokasi bencana, citra satelit diharapkan dapat membantu ke mana personel SAR dan logistik harus diarahkan.

Baca juga: Korban gempa di pengungsian Donggala Kodi butuh makanan

Dari catatan BMKG, gempa besar berkekuatan 7.4 SR terjadi pada pukul 17.02 WIB, dengan titik episentrum di kedalaman 11 kilometer pada 27 kilometer timur laut Donggala, Sulawesi Tengah.

Gempa tersebut telah diawali oleh gempa berkekuatan 5.9 SR yang yang terjadi pada pukul 13.59 WIB, dengan titik episentrum berada di darat di kedalaman 10 kilometer pada 61 kilometer arah utara Palu, Sulawesi Tengah. Dan gempa 5.0 SR pada pukul 14.28 WIB, dengan titik episentrum di kedalaman 10 kilometer pada 10 kilometer arah timur laut Donggala. (*)

Baca juga: Sumbar siapkan rendang bantu korban gempa Sulteng

Baca juga: Raja-raja Nusantara doakan korban gempa Sulteng

Baca juga: Kemenhub bentuk tim cepat tanggap darurat gempa untuk transportasi Palu