Pos gizi Pesisir Selatan jadi tempat berkonsultasi pemenuhan gizi keluarga

id Dinkes Pesisir Selatan

Pos gizi Pesisir Selatan jadi tempat berkonsultasi pemenuhan gizi keluarga

Kantor Dinkes Pesisir Selatan. (Antara Sumbar/Didi SP)

Petugas pos gizi tidak hanya menerima laporan dan sebagai tempat berkonsultasi masyarakat, namun juga turun ke lapangan. Jika menemukan kasus gizi buruk mereka akan melakukan penanganan awal
Painan, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, telah membentuk pos gizi pada 91 dari 182 nagari di daerah itu sebagai tempat berkonsultasi cara pemenuhan gizi yang baik bagi keluarga.

"Dari 182 nagari di Pesisir Selatan sudah separohnya memiliki pos gizi, sisanya masih dalam penjajakan dan kami targetkan pada akhir 2019 seluruh nagari itu sudah memiliki pos gizi," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Pesisir Selatan, Asrul di Painan, Kamis.

Ia mengatakan dengan adanya pos gizi akan memudahkan masyarakat berkonsultasi seputar gizi keluarga hingga melapor jika ada kasus gizi buruk.

Selain itu pada pos gizi, masyarakat juga bisa mendapat tips seputar penyajian makanan agar setiap keluarga mendapatkan asupan gizi memadai dari makanan yang disajikan.

"Petugas pos gizi tidak hanya menerima laporan dan sebagai tempat berkonsultasi masyarakat, namun juga turun ke lapangan. Jika menemukan kasus gizi buruk mereka akan melakukan penanganan awal," katanya.

Selanjutnya jika kasus tersebut masuk kategori sulit selanjutnya akan diserahkan ke pusat kesehatan masyarakat.

"Jadi penanganannya berjenjang mulai dari pos gizi, pusat kesehatan masyarakat hingga ke rumah sakit umum daerah. Dengan langkah ini diharapkan masyarakat Pesisir Selatan bebas dari gizi buruk," sebutnya.

Ia menyebutkan pemenuhan gizi masyarakat tidak hanya sebatas mampu menyediakan bahan-bahan makanan yang bergizi seperti menyediakan ikan, sayur-sayuran, daging, telur, beras dan lain sebagainya.

Namun lebih penting adalah cara penyajian, karena dengan sajian yang menarik akan meningkatkan selera untuk mengonsumsinya, terutama bagi balita.

"Sayur-sayuran tidak mesti berkuah namun bisa diracik dengan bentuk lain sehingga dengan bentuk yang berbeda akan membuat anak-anak berselera menyantapnya, dan ini bisa dikonsultasikan di pos gizi," ujarnya. (*)