Wall street ditutup turun setelah FED naikkan suku bunga

id Wall Street

Wall street ditutup turun setelah FED naikkan suku bunga

Wall street, bursa saham AS. (REUTERS)

New York, (Antaranews Sumbar) - Saham-saham di Wall Street lebih rendah pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena para investor mempertimbangkan keputusan terbaru Federal Reserve tentang kebijakan moneter AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 106,93 poin atau 0,40 persen, menjadi berakhir di 26.385,28 poin. Indeks S&P 500 turun 9,59 poin atau 0,33 persen, menjadi ditutup di 2.905,97 poin. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 17,10 poin atau 0,21 persen, menjadi berakhir di 7.990,37 poin.

The Fed pada Rabu (26/9) menaikkan suku bunga jangka pendek sebesar seperempat persentase poin atau 25 basis poin, kenaikan suku bunga ketiga tahun ini dan langkah kedelapan sejak akhir 2015.

"Mengingat realisasi dan ekspektasi kondisi-kondisi pasar kerja dan inflasi, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk menaikkan kisaran target untuk suku bunga federal fund (FFR) menjadi 2,00 persen hingga 2,25 persen," kata bank sentral dalam sebuah pernyataan setelah mengakhiri pertemuan dua hari.

The Fed mengatakan pasar tenaga kerja AS telah "terus menguat" dan kegiatan ekonomi telah "meningkat pada tingkat yang kuat", dengan belanja rumah tangga dan investasi tetap bisnis tumbuh "kuat".

Bank sentral juga mengatakan baik inflasi maupun apa yang disebut inflasi inti untuk barang-barang selain makanan dan energi tetap mendekati target bank sentral sebesar 2,00 persen.

Sementara itu, investor terus mencerna data ekonomi utama.

Harga rumah naik 6,0 persen secara tahunan pada Juli, lebih lambat dari Juni, menurut indeks nasional S&P Case-Shiller pada Selasa (25/9).

Indeks Keyakinan Konsumen The Conference Board meningkat menjadi 138,4 pada September, naik dari 134,7 pada Agustus.

"Penilaian konsumen terhadap kondisi-kondisi saat ini tetap sangat menguntungkan, didukung oleh ekonomi yang kuat dan pertumbuhan pekerjaan yang kuat," kata Lynn Franco, direktur indikator ekonomi di The Conference Board. (*)