Masyarakat Pasaman konsumsi sayur dan buah masih rendah, tergantung pada beras

id sayur

Masyarakat Pasaman konsumsi sayur dan buah masih rendah, tergantung pada beras

Kadis Pangan Kabupaten Pasaman, Yuspi tengah berada di rumah demplot berbagai tanaman sayur organik. (ist)

Lubuk Sikaping (Antaranews Sumbar) - Kepala Dinas Pangan Kabupaten Pasaman, Yuspi mengatakan, bahwa konsumsi sayur dan buah masih rendah di daerah itu, dikarenakan masyarakat setempat masih ketergatungan pangan terhadap beras.

"Pola konsumsi masyarakat terhadap beras masih tinggi. Sementara menu selain beras, seperti buah dan sayur masih rendah," kata Yuspi ketika ditemuai di Lubuk Sikaping, Jumat.

Berbagai upaya sudah dilakukan untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur ditengah masyarakat. Sebab, dari data Dinas Pangan setempat, konsumsi buah dan sayur masih terbilang rendah. Dengan tingkat kebutuhan per tahun sebesar 18.226 ton untuk sayur-sayuran dan 7.059 ton buah-buahan.

Angka kebutuhan terhadap sayur dan buah-buahan ini jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan kebutuhan beras di daerah itu yang jumlahnya mencapai 39.126 ton per tahun.

"Rata-rata masyarakat Pasaman masih ketergantungan terhadap beras. Dengan tingkat konsumsi beras mencapai 80-100 kilogram per tahun per rumah tangga," ucap Yuspi.

Padahal, pemerintah sudah jauh-jauh hari mengkampanyekan agar masyarakat mengurangi ketergantungan terhadap beras dan terigu, diganti dengan ubi, jagung, buah dan menu lainnya selain beras.

"Pola menu B2SA adalah upaya pemerintah mengkampanyekan ke masyarakat agar mulai mengganti beras dengan menu lainnya," kata Yuspi.

Menurutnya, jika diterapkan, menu beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) ditengah masyarakat sangat baik bagi kesehatan. Ia pun mengajak masyarakat di daerah itu untuk meningkatkan konsumsi sayuran dan buah-buahan untuk mencukupi gizi dari tumbuhan.

"Mengkonsumsi makanan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman sangat penting bagi tubuh terutama pada anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan," katanya.

Yuspi menyebutkan, bahwa ketersediaan pangan (beras) di daerah itu sudah melebihi kebutuhan alias surplus. Bahkan, kata dia, sampai menyumbang ke daerah tetangga. Lain halnya dengan buah dan sayuran.

"Untuk buah dan sayur belum bisa dipenuhi. Kita mendatangkannya dari luar Pasaman. Sama halnya dengan ayam dan telur. Harga pangan pun masih terjangkau oleh masyarakat," imbuhnya.

Bahkan, untuk menunjang ketahanan pangan, Pemerintah daerah setempat bersama DPRD Kabupaten Pasaman saat ini tengah membahas Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang ketahanan pangan dan gizi.

"Kita akan miliki Perda Ketahanan Pangan dan Gizi. Kini sedang dibahas di DPRD. Insyaallah, akan disahkan menjadi perda. Untuk itu, kami mengajak masyarakat, mari kita tingkatkan konsumsi buah dan sayur. Serta mengurangi ketergantungan pada beras dan terigu," pungkas Yuspi.

Yuspi menyebutkan, bahwa tim PKK Kabupaten Pasaman akan mewakili Provinsi Sumatera Barat mengikuti lomba B2SA tingkat nasional di Kalimantan Selatan, pada peringatan hari pangan sedunia, 16 Oktober 2018.

"Hari pangan sedunia tahun ini, untuk nasional dipusatkan di Kalimantan selatan. Ada lomba cipta menu B2SA. Untuk Sumbar, diwakili oleh Kabupaten Pasaman," kata Yuspi.