Hadapi Iran, kesempatan emas Indonesia hapus momok Timur Tengah

id Timnas U-16,Piala Asia U-16

Hadapi Iran, kesempatan emas Indonesia hapus momok Timur Tengah

Pelatih Tim Nasional Indonesia Fakhri Husaini (kedua kiri) bersama pelatih Iran Abbas Chamanian (kiri), pelatih Vietnam Vu Hong Viet (kedua kanan), dan pelatih India Bibiano Fernandes (kanan) memegang piala saat jumpa pers AFC U16 di Hotel Sheraton, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (20/9). Indonesia berada di Grup C AFC U16 2018 bersama Iran, Vietnam dan India. (ANTARA FOTO/Agus Setiawan/kye/18)

Kuala Lumpur, (Antaranews Sumbar) - Pertandingan tim nasional sepak bola U-16 Indonesia menghadapi Iran di Grup C Piala U-16 Asia 2018 pada hari ini, Jumat, mulai pukul 15.30 WIB di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, penting bagi Indonesia setidak-tidaknya untuk dua hal.

Pertama, tentu tentang kesempatan lolos dari Grup C. Kemenangan atau paling sedikit hasil seri dari laga kontra Iran akan berpengaruh besar untuk kelolosan Indonesia ke delapan besar turnamen.

Kedua, inilah kesempatan Indonesia untuk mengakhiri momok bernama tim-tim asal Asia Barat atau dikenal dengan kawasan Timur Tengah.

Dengan berbagai alasan, skuat Timur Tengah yang secara postur lebih tinggi dengan permainan taktis nan disiplin selalu menyulitkan timnas Indonesia baik di tingkat senior maupun kelompok umur.

Di turnamen resmi, terakhir kali Indonesia meraih kemenangan atas kesebelasan Timur Tengah adalah di pentas Piala Asia 2007. Kala itu tim Garuda menundukkan Bahrain 2-1 di fase grup berkat dua gol duet penyerang legenda Indonesia, Budi Sudarsono dan Bambang Pamungkas.

Setelahnya, Indonesia paling bagus meraih hasil seri. Terakhir, di Asian Games 2018 beberapa waktu lalu, timnas U-23 Indonesia disingkirkan Uni Emirat Arab di 16 besar melalui adu penalti setelah imbang 2-2 di waktu normal dan tambahan.

Tidak ada salahnya berandai-andai. Kalau timnas U-16 Indonesia dapat menaklukkan Iran di Piala U-16 Asia, tentu dampaknya akan sangat bagus di masa depan mengingat timnas U-16 merupakan skuat resmi termuda negara saat ini.

Euforia kemenangan dari Iran tentu akan membekas hingga anak-anak penghuni timnas Garuda Asia, julukan timnas U-16 Indonesia, nantinya mengisi posisi di timnas yang lebih tua seperti U-19, U-23 maupun senior.

Skuat besutan pelatih Fakhri Husaini sendiri memiliki talenta yang cukup untuk menundukkan Iran. Dengan segala prestasinya, timnas U-16 Indonesia saat ini bisa dikatakan sebagai timnas U-16 terbaik yang pernah ada di Indonesia.

Dibentuk pertama kali pada tahun 2017, setelah Indonesia disanksi FIFA selama setahun, Garuda Asia terus menunjukkan prestasi.

Dari lima turnamen internasional yang diikuti mulai 2017 hingga sebelum Piala U-16 Asia 2018, empat kali tim berjuluk Garuda Asia ini menjadi yang terbaik. Satu-satunya kegagalan adalah di Piala U-15 AFF 2017 di Thailand, saat mereka mentok di babak grup.

Sisanya, Garuda Asia merengkuh gelar kampiun di Piala U-16 Tien Phong Plastic 2017 di Vietnam, turnamen sepak bola remaja U-16 JENESYS Jepang-ASEAN 2018, kualifikasi Piala U-16 Asia 2018 (memimpin Grup G dengan empat kemenangan dari empat pertandingan) dan, yang paling anyar, jawara Piala U-16 AFF 2018.

Strategi

Meski mengakui tidak mengetahui banyak mengenai kekuatan timnas U-16 Iran, pelatih Indonesia Fakhri Husaini mengaku sudah memiliki formula untuk mengalahkan lawannya itu.

"Kami buta dengan kekuatan lawan karena hanya sedikit informasi terkait mereka yang kami dapatkan. Akan tetapi, dengan informasi yang terbatas itu, kami bisa mengatur strategi untuk laga besok. Para pemain sangat siap melayani permainan Iran," ujar Fakhri.

Pelatih berusia 53 tahun itu menegaskan, skuatnya tidak merasa gentar dengan nama besar Iran yang merupakan penyandang status perempat finalis Piala Dunia U-17 FIFA tahun 2017.

Iran, lanjut Fakhri, secara umum memiliki keunggulan dari sisi postur tubuh yang lebih tinggi dan memiliki kolektivitas tim serta transisi permainan yang sangat baik.

Dia menyebut hal itu menjadi perhatiannya sebagai pelatih, tetapi menolak untuk memberikan perhatian penuh terhadap keunggulan lawannya tersebut.

"Kami hanya berkonsentrasi ke kekuatan dan keunggulan yang kami miliki. Persiapan kami bagus untuk laga ini," tutur pelatih yang merupakan pemain timnas era 1990-an tersebut.

Satu hal yang bisa sedikit menganggu rencana Indonesia adalah hujan yang akhir-akhir ini kerap mengguyur Malaysia khususnya di sore hari.

"Ketika menghadapi Oman pada laga uji coba di Malaysia, kami bermain di lapangan basah karena sebelumnya disiram. Saat itu pemain kesulitan mengimbangi lawan," kata Fakhri, menyinggung laga persahabatan kontra Oman, Rabu (12/9), yang berakhir dengan skor imbang 3-3.

Akan tetapi, dia menegaskan dirinya sudah menyiapkan strategi khusus karena para pemainnya dianggap masih kesulitan ketika bermain di lapangan basah.

Adapun cara yang diambil Fakhri adalah dengan memanfaatkan kemampuan individu pemain dan kerja sama tim.

Meski tak mengutarakan secara rinci, Fakhri menyebut para pemain sudah mendapatkan instruksi langsung baik secara personal maupun sebagai sebuah unit.

"Kami sudah memberitahukan para pemain apa yang harus dilakukan jika hujan turun," tutur dia.

Para pemain pun sudah siap untuk laga menghadapi Iran.

"Saya yakin kami bisa meraih kemenangan. Pelatih menginstruksikan kami untuk menjaga kondisi diri, konsentrasi, disiplin dan tetap kompak. Kami diminta pelatih untuk bermain umpan pendek dan bergerak dengan cepat," kata gelandang timnas U-16 Indonesia Cecep Mulyana. (*)