Mentawai gelar festival masyarakat adat

id Masyarakat adat, tradisional, mentawai, festival

Mentawai gelar festival masyarakat adat

Sikerei Aikub Sakaliau (kanan) yang merupakan tabib tradisional Mentawai, Sumatera Barat, menampilkan Turuk Uliyat Manyang dalam pembukaan Festival Masyarakat Adat di Tuapejat, Rabu 19/9. (Antara Sumbar/Syahrul Rahmat/18)

Tuapejat, (Antaranews Sumbar) - Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, menggelar festival masyarakat adat dalam rangka menciptakan ruang ekspresi serta untuk membangkitkan rasa percaya diri masyarakat adat.

Direktur Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM), Rifai di Tuapejat, Rabu, mengatakan hal tersebut akan menjadi modal sosial bagi masyarakat adat Mentawai untuk melakukan interaksi dan membangun relasi dengan kelompok sosial di luar komunitas mereka.

"Dengan kegiatan terkait masyarakat adat ini diharapkan dapat menghadirkan pengetahuan yang baik tentang masyarakat adat bagi publik di luar masyarakat adat tersebut," katanya.

Ia menyebutkan, pengetahuan tentang masyarakat adat ini nantinya akan melahirkan penghargaan dan penerimaan terhadap masyarakat adat.

Hal tersebut menurutnya diharapkan akan memungkinkan masyarakat adat tersebut untuk dapat terlibat sampai ke dalam forum-forum pengambilan keputusan.

Selain itu kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi ruang bagi masyarakat adat untuk mengekspresikan sistim nilai hidup, pengetahuan, teknologi, pengobatan dan bentuk bentuk kearifan lokal lainnya serta kebutuhan mereka untuk diakui dan dihormati.

"Pemahaman tentang masyarakat adat dapat manjadi dasar untuk membaiknya penerimaan, penghargaan dan penghormatan terhadap keunikan yang dimiliki masyarakat adat," ujarnya.

Sementara itu Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Budaya Kementrian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Susilawaty juga mengharapkan agar kegiatan ini dapat memperkuat eksistensi masyarakat adat.

"Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan makna mendalam bagi masyarakat Indonesia dan semakin memahami arti dari keberagaman," katanya.

Selain oleh masyarakat adat Mentawai, kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa Civil Society Organisation (CSO) serta penggiat masyarakat adat se Indonesia.

Kegiatan yang digelar selama tiga hari mulai dari tanggal 19 hingga 21 September tersebut akan diisi dengan beberapa rangkaian kegiatan, seperti penampilan budaya, Focus Grup Discusion, pameran kerajinan, pertunjukan pengobatan tradisional dan lain sebagainya. (*)