Silek art festival, jadi media pelestarian kebudayaan dan daya tarik pariwisata

id silek,Silek art festival,Irwan prayitno

Silek art festival, jadi media pelestarian kebudayaan dan daya tarik pariwisata

Pembukaan Silek Arts Festival (istimewa)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berharap Silek Arts Festival yang resmi dibuka Jumat (7/9) bisa menjadi event unggulan daerah yang digelar setiap tahun sehingga berpotensi menarik pecinta silek di dunia untuk datang ke provinsi itu.

"Even yang didukung platform Indonesiana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI ini juga sekaligus sebagai upaya melestarikan silek sebagai seni bela diri tradisional daerah," kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, Sabtu.

Silek sebagai salah satu warisan budaya Minangkabau, selain berfungsi untuk bela diri, juga berkaitan erat dengan seni.

Sebagai seni masyarakat Sumbar mengenal pancak atau mancak berupa bunga silek yang digubah untuk kepentingan seni yang kemudian berkembang pada bentuk seni yang lain seperti randai dan tari.

Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hilmar Farid menyebut waktu palaksanaan festival itu merupakan salah satu yang terpanjang di Indonesia yaitu 7 September hingga 30 November 2018.

Ia berharap kegiatan itu juga akan mendukung upaya Indonesia untuk menjadikan silek sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia.

Arts Festival 2018 dibuka Jumat (7/9) di Taman Budaya Sumbar dengan sejumlah pertujunjukan dan akan ditutup tanggal 30 November 2018 di Kota Bukittinggi.

Berikut rangkaian acara secara lengkap.

Pada 7 - 16 September digelar pameran seni rupa dan kesenian gallery Taman Budaya.

Tanggal 8 September Seminar Silek di Kota Bukittinggi. 9 -16 September penerbitan hasil kuratorial karya sastra berbahasa Minang bertema silek (prosa & cerita anak) Sumbar.

Lalu 21-23 September digelar screening film silek/martial arts dan diskusi di Padang Panjang (ISI).

Pada 24 -26 September digelar pertunjukan sastra lisan & workshop di Nagari Kalapo Hilalang Padang Pariaman. Pada saat yang sama juga digelar pertunjukan Alek Nagari (Ulu Ambek).

1-5 Oktober 2018 pameran “Pengetahuan Silek dalam Karya Seni dan Intelektual" di FIB Unand sekaligus pameran manuskrip dan terbitan karya-karya sastra Sumbar.

4 Oktober 2018 dilaksanakan seminar sastra lisan di FIB Unand. Dilanjutkan 9 -13 Oktober 2018 pertunjukan 14 Kelompok (Teater, Tari dan Musik) berbasis silek hasil kuroturial di Taman Budaya Padang.

14 Oktober-4 November lokakarya/kolaborasi, pameran seni media di Kota Solok. Lalu 9 -19 November 2018 ada Sawahlunto Balega berupa atraksi silek tradisi/langka & festival randai.

12 -15 November 2018 di Kota Payakumbuh digelar Festival Silek Tradisi dan Atraksi Silek Tradisi/Langka & Festival Kuliner.

16 November 2018 Festival Sastra di Kota Payakumbuh GOR M. Yamin dan pertemuan penulis karya sastra tentang Silek.

Dilanjutkan 20 -21 November 2018 ada pertunjukan musik berbasis Silek di UNP. Dilanjutkan 27 -29 November 2018 dengan parade silek internasional di Kota Bukittinggi dirangkai pertunjukan kesenian tradisional

22 -25 November 2018 Pertunjukan Teater berbasis Silek di Kota Padangpanjang.

26 -29 November 2018 pertunjukan tari berbasis Silek di Ladang Tari Nan Jombang.

Closing Ceremony digelar di Kota Bukittinggi pada 30 November 2018. (*)