BPBD: banjir Bukik Sundi Solok rusak 800 hektare lahan pertanian

id Banjir Solok

BPBD: banjir Bukik Sundi Solok rusak 800 hektare lahan pertanian

Permukiman warga yang terdampak banjir di Kecamatan Bukik Sundi, Kabupaten Solok. (Antara Sumbar/ Tri Asmaini)

Warga tiga jorong di Nagari Kinari sampai sekarang masih syok, dan ada yang sakit akibat banjir ini
Arosuka, (Antaranews Sumbar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok, Sumatera Barat, menyatakan banjir bandang yang melanda beberapa nagari di Kecamatan Bukik Sundi daerah setempat telah mengakibatkan 800 hektare lahan pertanian berupa sawah dan ladang rusak.

"Dari data sementara, selain kerusakan lahan pertanian, banjir juga menghanyutkan gabah kering siap giling sebanyak tiga ton yang berada di rumah penggilingan, dan lima ton gabah yang disimpan di rumah warga," kata Kepala BPBD Kabupaten Solok, Dasril di Arosuka, Jumat.

Selain itu ratusan ekor ternak warga juga ikut hilang disapu banjir, yakni tujuh ekor sapi, 15 ekor kambing serta 300 ekor itik yang hingga kini tidak jelas keberadaannya usai banjir.

Di Nagari Kinari sesuai laporan Wali Nagari Yandriva menyebutkan sekitar 500 rumah terendam, dan merusak sejumlah fasilitas umum. Termasuk aset dan arsip Kantor Wali Nagari, satu bangunan PAUD, dua bangunan sekolah dasar, dua mushalla, bendungan, saluran irigasi, serta 20 kios milik warga.

"Warga tiga jorong di Nagari Kinari sampai sekarang masih syok, dan ada yang sakit akibat banjir ini," kata Yandriva.

Sementara di Nagari Muaro Paneh, satu orang meninggal karena syok atas nama Hamid, juga merusak puluhan hektare lahan pertanian berupa sawah dan ladang.

Fasilitas umum dan ratusan rumah warga juga terdampak banjir, di antaranya tiga unit sekolah, dua unit masjid, delapan unit mushalla, dan asrama pondok pesantren Royatul Islam.

Selain bangunan, puluhan kendaraan bermotor milik warga juga dilaporkan hanyut.

"Ini baru data sementara, kami masih melakukan pendataan bersama pihak terkait berapa total kerugian materil akibat banjir ini," kata Dasril.

Sementara kebutuhan mendesak warga adalah air bersih, logistik, pakaian, selimut, alas tidur (tikar), obat-obatan, peralatan sekolah, dan peralatan ibadah. (*)