Pasaman Barat minta pusat alokasikan anggaran untuk penyelesaian Pelabuhan Teluk Tapang

id Pelabuhan

Pasaman Barat minta pusat alokasikan anggaran untuk penyelesaian Pelabuhan Teluk Tapang

Jajaran Pemkab Pasaman Barat saat meninjau Pelabuhan Teluk Tapang Air Bangis. Pemkab berharap jalan pelabuhan segera siap dan bisa beroperasi.

Simpang Empat, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) berharap kepada pemerintah pusat agar mengalokasikan anggaran untuk penyelesaian pembangunan Pelabuhan Teluk Tapang Air Bangis karena sangat bermanfaat secara ekonomi kepada masyarakat.

"Kita terus melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi terkait penyelesaian pembangunan pelabuhan ini," kata Bupati Pasaman Barat, Syahiran di Simpang Empat, Jumat.

Ia mengatakan saat ini pengoperasian Pelabuhan Teluk Tapang terkendala akses jalan. Sedangkan bangunan fisik pelabuhan telah rampung.

Menurutnya banyak manfaatnya secara ekonomi jika Pelabuhan Teluk Tapang beroperasi.

Pertama, mengurangi jarak tempuh jalur darat transportasi crude palm oil (CPO) kelapa sawit menuju Pelabuhan Teluk Bayur di Padang yang menempuh 140 kilometer dengan biaya Rp200.000 perton.

Jika menggunakan Pelabuhan Teluk Tapang maka biaya transportasi menjadi Rp100.000 per ton atau berkurang 50 persen.

Manfaat kedua, mengurangi frekuensi penggunaan jalan oleh truk angkutan CPO sehingga memperpanjang umur pakai jalan nasional dan jalan provinsi.

Ketiga, penuntasan status jorong tertinggal yakni Jorong Ranah Panantian dan Jorong Pigogah Pati Bubur.

Keempat, penyerapan tenaga kerja untuk penurunan angka pengangguran. Kelima, mengurangi beban operasional atau kepadatan Pelabuhan Teluk Bayur Padang.

Manfaat keenam, Pelabuhan Teluk Tapang menjadi jalan masuk barang komiditi dan distribusi serta memperlancar ekspor komoditi yang ada.

Ketujuh, menjadi tempat pengapalan hasil tambang biji besi dan memperlancar transportasi lair CPO dan inti kelapa sawit.

"Pasaman Barat ini memiliki produksi perkebunan, pertanian, peternakan dan perikanan. Jika pelabuhan beroperasi akan mengurangi jaral tempuh dan biaya," ujarnya.

Ia menjelaskan diantara potensi sumber daya alam yang ada adalah perkebunan kelapan sawit seluas 164.809 hektare dengan produksi 2.378.850 ton per tahun, memiliki 17 perusahan kelapa sawit dan 15 pabrik CPO.

Potensi tanaman karet dengan produksi 7.458,74 ton pertahun, kakao dengan produksi 9.396,29 ton pertahun dan nilam dengan produksi 185,92 ton per tahun.

Di bidang peternakan, Pasaman Barat memiliki kawasan peternakan Air Runding seluas 1.000 hektare dengan populasi 4.000 ekor. Estimasi populasi ternak pada tahun 2020 sebanyak 9.355 ekor.

Di sektor perikanan Pasaman Barat memiliki garis pantai 152 kilometer dengan produksi perikanan tangkap 108.938 ton pertahun.

Selain itu potensi ikan teri sebesar 24.000 ton, ikan selar 20.000 ton, ikan tetengkek 13.000 ton serta potensi ikan ikan kerapu, rumput laut, udang, kepiting bakau, kakap putih, biji besi batu emas kaolin, granit dan mangan.

"Untuk peluang masa depannya pelabuhan bisa dijadikan pengelolaan tangki timbun CPO, stoke file tambang, investasi infenery plan serta pengembangan pariwisata," jelasnya.

Ia berharap pemerintah pusat dapat memprioritaskan penuntasan pembangunan jalan menuju pelabuhan pada 2019 nanti.

"Saat ini jalan sekitar 1,2 kilometer sudah diaspal sementara sepanjang 41,4 kilometer belum diaspal. Selain itu sekitar 12 jembatan besar dan enam jembatan kecil belum dibangun," sebutnya. (*)