Sempat menunda, Pemkot Solok lanjutkan imunisasi MR

id imunisasi mr,pemkot solok

Sempat menunda, Pemkot Solok lanjutkan imunisasi MR

Wali Kota Solok, Zul Elfian saat pencanangan imunisasi MR Beberapa waktu yang lalu. (ANTARA SUMBAR/istimewa)

Solok, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kota Solok, Sumatera Barat, melanjutkan pemberian imunisasi Measles dan Rubella setelah pemberian sebelumnya dihentikan karena adanya pro dan kontra di masyarakat setempat.

"Imunisasi dilanjutkan setelah sebelumnya vakum selama sepuluh hari dalam pelaksanaan kampanye imunisasi MR, karena memastikan tentang rumor yang beredar mengenai vaksin yang digunakan untuk imunisasi tersebut," kata Kepala Bagian Humas Kota Solok, Nurzal Gustim di Solok, Jumat.

Ia menjelaskan pihaknya sempat melaksanakan kampanye imunisasi tersebut di sekolah pada 1 Agustus 2018, dan melaksanakan pencanangan pada 6 Agustus 2018.

Tetapi, karena ada masyarakat yang meragukan dan komplain tentang kehalalan dan keamanan vaksin tersebut, imunisasi sempat ditunda.

Wali Kota Solok, Zul Elfian memerintahkan agar Dinas Kesehatan dan Asisten 1 Jefrizal untuk berkonsultasi ke Kementerian Kesehatan dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Jakarta mengenai vaksinasi MR pada 16 Agustus 2018.

Akhirnya setelah beberapa kali pertemuan antara pihak Kementerian Kesehatan dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) diperoleh hasil kesepakatan yang direalisasikan dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) nomor 33, 2018 bahwa imunisasi MR adalah mubah (dibolehkan).

"Semoga tidak timbul lagi keragu-raguan di masyarakat untuk melakukan imunisasi karena dengan kesepakatan dalam fatwa tersebut dapat menjadi suatu pedoman pelaksanan kampanye imunisasi campak dan rubella," katanya.

Padahal imunisasi massal campak dan rubella ini bertujuan untuk memutus transmisi penularan virus campak dan rubella yang ada di masyarakat.

Campak adalah salah satu penyakit paling menular pada manusia dan menelan korban jiwa, kebanyakan anak-anak. Rubella berbahaya yang jika tertular di masa awal kehamilan dapat mengakibatkan cacat bawaan pada otak, jantung, mata dan telinga saat lahir.

Imunisasi massal campak dan rubella di Solok menyasar pada seluruh anak usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun yang jumlahnya sekitar 19.442 anak.

Dalam sosialisasi pada 23 Agustus 2018, Wali Kota Solok, Zul Elfian secara langsung memaparkan tentang pelaksanaan MR pada seluruh organisasi perangkat daerah (OPD), lurah, kepala SD, SMP dan kader Kesehatan se-Kota Solok.

Pemerintah akan melakukan pencanangan nasional kampanye dan introduksi imunisasi campak dan rubella, kemudian dilanjutkan dengan peninjauan pelaksanaan imunisasi di sekolah.

"Keberhasilan kampanye ini sangat ditentukan oleh dukungan dan partisipasi seluruh masyarakat," katanya. (*)