Ini upaya Pemkot Pariaman cegah perluasan abrasi pantai

id abrasi pantai

Ini upaya Pemkot Pariaman cegah perluasan abrasi pantai

Pemerintah Kota Pariaman bersama peneliti dari pusat riset kelautan badan riset dan sumber daya manusia kelautan dan perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI melakukan pembahasan tentang rencana pemasangan Karung Geotekstil Memanjang guna mencegah abrasi pantai di daerah itu. (Antara Sumbar/Muhammad Zulfikar)

Pertama kali diterapkan di pantai Mukomuko Provinsi Bengkulu pada 2008, namun khusus di Sumbar sepengetahuan saya belum ada dilakukan
Pariaman, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat, berencana melakukan pemasangan karung geotektil memanjang untuk mencegah perluasan abrasi pantai di daerah itu.

"Pemasangan karung geotektil memanjang ini masih dalam tahap pembelajaran dan pengamatan apakah cocok dan efisien jika digunakan di wilayah Pesisir Pantai Pariaman guna mencegah abrasi," kata Wakil Wali Kota Pariaman, Genius Umar, di Pariaman, Kamis.

Ia mengatakan sebelum dilakukan pemasangan di sepanjang pantai kota itu, konsep penggunaan karung geotekstil memanjang terlebih dahulu dijelaskan oleh tim peneliti dari pusat riset kelautan badan riset dan sumber daya manusia kelautan dan perikanan.

Menurutnya apabila konsep pemasangan karung geotekstil memanjang cocok dengan kondisi wilayah pantai Pariaman, maka segera diterapkan secepatnya.

"Pertimbangan pemerintah yaitu segera menangani berbagai abrasi yang terjadi di beberapa titik garis pantai maupun pulau-pulau kecil, jika konsep karung geotekstil memanjang cocok maka pemerintah daerah segera berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan," katanya.

Sementara itu peneliti dari pusat riset kelautan badan riset dan sumber daya manusia kelautan dan perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Vivi Yovita Indriasari mengatakan pemasangan karung geotekstil memanjang mulai diterapkan di Indonesia pada 2008.

"Pertama kali diterapkan di pantai Mukomuko Provinsi Bengkulu pada 2008, namun khusus di Sumbar sepengetahuan saya belum ada dilakukan," kata dia.

Ia menjelaskan secara umum karung geotekstil memanjang menggunakan berbagai bahan yang terbuat dari material woven, komposit dan non woven.

Pemasangan karung geotekstil memanjang menggunakan pasir yang kemudian ditanam di sekitar bibir pantai dengan menancapkan beberapa tiang penahan.

Untuk kualitas bahan katanya, diperkirakan mampu bertahan hingga 15 tahun dengan catatan tanpa terkena langsung sinar matahari, puntung rokok, api unggun dan propeller nelayan.

Beberapa daerah yang telah memasang karung geotekstil memanjang seperti Kabupaten Karawang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Kendal dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. (*)