Banyak bangunan di pintu gerbang pendakian Rinjani luluh lantak

id Gempa Lombok,Jalur Pendakian Rinjani,Gunung Rinjani

Banyak bangunan di pintu gerbang pendakian Rinjani luluh lantak

Seorang perempuan melintas dekat kios yang temboknya roboh pascagempa bumi di Dusun Lendang Bajur, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (6/8). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapatkan laporan sementara jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter sampai dengan pukul 03.20 Wita Senin 6 Agustus 2018 sebanyak 82 orang. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/pd/18)

Mataram, (Antaranews Sumbar) - Banyak bangunan di sepanjang jalan Desa Senaru, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menjadi pintu gerbang pendakian Gunung Rinjani pascagempa bumi 6,9 Skala Richter (SR) pada Minggu (19/8), roboh dan luluh lantak setelah lima kali diguncang gempa berkekuatan di atas 6 SR.

Dari pantauan Antara, Rabu, bangunan yang terdiri dari rumah, penginapan/hotel, sudah tidak berbentuk sama sekali dan bangunan yang berada di lereng tebing, roboh.

Sepanjang jalan itu menyerupai kota yang habis perang dan sepi, tidak ada lagi keriuhan para wisatawan atau pendaki.

"Bangunan sebelumnya memang sudah rusak pada gempa 29 Juli kekuatan 6,4 SR tapi semakin diperparah dengan gempa 5 Agustus 7 SR serta 19 Agustus 6,9 SR," kata Nur Saad, warga Desa Senaru.

Ia menyebutkan gempa pada Minggu (19/8) terasa besar dibandingkan 5 Agustus 2018.

"Suara di atas gunung terdengar seperti ledakan akibat longsoran tanah, suasana saat itu mencekam belum lagi dengan listrik mati," katanya.

Menurut Nur, saat gempa warga sudah pasrah jika terjadi longsor akibat gempa.

"Kita bingung mau lari kemana lagi, lampu padam, rumah roboh, kita hanya pasrah," katanya.

Seperti diketahui, rumah di Dusun/Desa Senaru paling parah untuk wilayah Kabupaten Lombok Utara. Sebagian besar warga Senaru mengandalkan kehidupan dari pendakian ke Gunung Rinjani. (*)