SMAN 1 Padanggelugur Pasaman kekurangan lokal, peminat banyak

id SMAN

SMAN 1 Padanggelugur Pasaman kekurangan lokal, peminat banyak

Ketua Komite SMAN 1 Padanggelugur Syafruddin Nanggolan saat memimpin rapat dengan orang tua siswa di sekolah itu. (Ist)

Lubuk Sikaping (Antaranews Sumbar) - Besarnya minat siswa baru untuk menuntut ilmu di SMA Negeri 1 Padanggelugur, mengakibatkan salah satu sekolah favorit di Kabupaten Pasaman itu kekurangan Ruang Kelas Belajar (RKB).

Informasi dari pihak sekolah, sebanyak 350 siswa baru diterima pada tahun ajaran 2018/2019. Sementara ketersediaan ruang belajar hanya 25 lokal, dihuni kelas I, II dan III. Dengan daya tampung per lokal sebanyak 36 orang siswa, sehingga kekurangan satu unit RKB lagi.

Ketua Komite SMAN 1 Padanggelugur, Sarifuddin Nainggolan, Senin (20/8), mengatakan, untuk menunjang proses belajar mengajar (PBM) tetap berlangsung di sekolah kebanggaan masyarakat Padanggelugur itu, komite bersama pihak sekolah sepakat membangun satu unit RKB.

"Dari hasil keputusan musyawarah, beberapa hari lalu, kita (Komite) bersama para orang tua peserta didik telah sepakat untuk membangun satu unit RKB di sekolah ini," katanya.

Selain itu, pembangunan satu unit ruang UKS, pengadaan satu set peralatan marching band dan sejumlah tambahan kekurangan komputer untuk menunjang pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di sekolah itu.

"Sumber dana untuk semua yang kita rencanakan murni dari sumbangan para orang tua. Dengan besaran yang berbeda tiap kelas," ungkap Sarifuddin.

Ucok sapaan akrab Syafruddin, membeberkan besaran dana sumbangan pembangunan untuk setiap orang tua siswa tidak disamaratakan. Tergantung kelas berapa anak mereka di sekolah itu.

"Jika anaknya duduk di kelas satu, dikenai biaya Rp300 ribu, kelas dua sebesar Rp250 ribu dan dikelas tiga sebesar Rp150 ribu," ujarnya.

Ia pun menggarisbawahi, bahwa tidak setiap siswa dikenai kewajiban sumbangan uang pembangunan. Melainkan, per orang tua siswa. Artinya, jika anaknya ada dua atau lebih di sekolah itu, maka pembayaran sumbangan hanya untuk satu orang.

"Cukup bayar satu saja, jika anaknya ada dua atau lebih. Contoh, jika anaknya ada tiga orang dan tercatat di kelas I,II dan III. Maka dikenai bayaran kelas I sebesar Rp300 ribu. Bukan malah semuanya," kata Ucok.

Kemudian, pihak komite juga memberikan keringanan bagi siswa kurang mampu yang tengah menuntut ilmu di sekolah itu. Yaitu, dengan cara menggratiskan biaya SPP.

"Kita, komite memberikan bebas SPP bagi 150 siswa yang kurang mampu. Ini kebijakan komite yang diamini oleh sekolah," katanya.

Sementara Kepala Sekolah SMAN 1 Padanggelugur, Nelson mengatakan, pihaknya mengapresiasi sejumlah kebijakan yang disepakati antara pihak komite dengan para orang tua peserta didik di sekolah itu.

"Rapat paripurna komite dengan wali murid, selama dua hari, beberapa waktu lalu menyepakati sejumlah keputusan. Wali murid, komite dan pihak sekolah sepakat untuk membangun sebuah lokal belajar baru," katanya.

Upaya tersebut, kata Nelson untuk menutupi kekurangan ruang kelas belajar untuk siswa kelas sepuluh di sekolah yang kini sudah mengantongi akreditasi A tersebut.

"Ini mengingat banyaknya jumlah kelas X yang jumlahnya mencapai 10 lokal, dengan jumlah siswa 350 orang," kata Nelson.

Dana sumbangan dari orang tua siswa tersebut, nantinya juga dialokasikan untuk pembangunan ruang UKS, pembelian alat drum band. "Ini untuk mengganti drum band yang lama. Karena sudah cukup tua dan layak diganti. Sudah 12 tahun lebih," pungkas Nelson. *