Asian Games- Perburuan medali emas dimulai

id asian games

Asian Games-  Perburuan medali emas dimulai

Kontingen Uzbekistan bersiap mengikuti Upacara Pembukaan Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama GBK, Jakarta, Sabtu (18/8). INASGOC/Fanny Octavianus/hp/18.



Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Perburuan medali emas pada ajang Asian Games 2018 mulai berlangsung pada Minggu, setelah pesta olahraga negara-negara di Asia ini resmi dibuka Presiden Joko Widodo pada Sabtu (18/8) malam.

Pada pertandingan hari pertama, tercatat ada enam cabang olahraga yang langsung menyediakan medali emas untuk diperebutkan para atlet yang berlaga, masing-masing wushu, anggar, gulat, taekwondo, renang, dan menembak.

Secara keseluruhan dari enam cabang olahraga itu ada sebanyak 21 keping emas, dengan terbanyak berasal dari renang sejumlah tujuh keping, gulat (5), taekwondo (4), anggar (2), menembak (2), dan wushu (1).

Kecuali menembak yang dilombakan di komplek Jakabaring Sport City Palembang, Sumatera Selatan, lima cabang olahraga lainnya dimainkan di arena yang beraumumkan INASGOC, medali emas pertama diperkirakan muncul dari cabang olahraga wushu yang melombakan nomor changquan putra mulai pukul 09.00WIB dan langsung menentukan pemenangnya.

Sementara dari cabang olahraga gulat mempertandingkan nomor gaya bebas kategori putra di kelas 57 kg, 65 kg, 74 kg, 86 kg, dan 97 kg.

Kemudian dari cabang olahraga taekwondo juga ada empat keping emas yang disediakan pada nomor poomsae (seni kerapian jurus), masing-masing individual putra-putri dan berebu putra-putri.

Pelatih gulat Indonesia Buyamin mengatakan, peluang anak asuhnya untuk bisa menembus zona medali sangat berat, namun tidak menutup kemungkinan mereka bisa membuat kejutan.

"Untuk bisa bersaing di zona medali, kemampuan pegulat Indonesia masih belum cukup, mengingat persaingan di tingkat Asia sangat berat. Level atlet kita memang masih di tingkat Asia Tenggara, itu pun harus berjibaku dengan kekuatan pegulat Vietnam, Thailand dan Myanmar. Sedangkan di tingkat Asia, belum ada sejarah pegulat nasional bisa masuk dalam zona medali," kata Buyamin.

Menurut ia, pada ajang Asian Games 2018 ini, persaingan meraih medali akan diperebutkan pegulat dari India, Iran, Korea Selatan, China dan sejumlah negara pecahan Uni Soviet.

"Bermain di rumah sendiri, semoga anak-anak punya motivasi lebih dan bisa membuat kejutan," tambahnya.

Berat raih medali

Sementara dari cabang olahraga anggar yang menyediakan dua medali emas pada pertandingan pertama, yakni nomor epee (degen) putra dan sabre (sabel) putri, langkah atlet Indonesia juga bakal mendapat sandungan dari para pesaingnya.

Sama halnya dengan gulat, Indonesia masih kalah kelas dari atlet anggar negara lain di Asia, terutama Korea Selatan. Oleh karena itu, cabang olahraga anggar juga tidak dibebani target medali emas pada Asian Games 2018.

"Target pribadi saya bisa masuk empat besar, tapi itu tidak mudah. Lawan dari Korea Selatan sangat tangguh dan merupakan juara Olimpiade 2016," kata Diah Permatasari, satu-satunya atlet anggar Indonesia yang pernah berlaga di Olimpiade 2012 London.

Manajer tim anggar Indonesia Muslimin yang dihubungi terpisah menambahkan bahwa seluruh atlet sudah menjalani persiapan yang maksimal, termasuk menjalani pemusatan latihan dan latih tanding di Korea Selatan sebelum tampil di Asian Games.

"Kami memang tidak dibebani medali, jadi mudah-mudahan hal ini bisa membuat para atlet bisa bertanding lepas. Kita ingin membuat kejutan, meskipun peluangnya sangat berat," ujar pria yang juga Ketua Pengprov Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (Ikasi) Kalimantan Timur itu.

Dari cabang olahraga menembak yang dilombakan di komplek Jakabaring Sport City, Palembang, dua medali emas diperebutkan pada hari pertama perlombaan, yakni nomor 10 meter air rifle beregu campuran dan 10 meter air pistol beregu campuran.

Manajer tim menembak Indonesia Sarozawato Zai menuturkan, dua nomor tersebut merupakan nomor favorit sehingga banyak atlet yang ambil bagian.

Pada nomor 10 meter air rifle, misalnya, tuan rumah Indonesia menurunkan pasangan Monica Daryanti dan M Naufal Mahardika, sementara untuk nomor 10 meter air pistol mengandalkan Talitha J Almira dan Deny Pratama, tetapi mereka tidak ditarget medali.

"Pesaing berat akan datang dari negara-negara Asia yang terkenal memiliki petembak dengan reputasi kelas dunia, seperti dari China, Korea dan India," katanya.

Renang aquatik

Perebutan medali emas yang tidak kalah sengit dan menarik perhatian penonton bakal berlangsung dari arena kolam renang Aquatic Center GBK Jakarta, karena ada tujuh medali emas yang diperebutkan pada nomor final yang berlangsung Minggu petang hingga malam hari.

Ketujuh nomor final itu meliputi 1.500 meter gaya bebas putri, 200 meter gaya bebas putra, 200 meter gaya punggung putri, 100 meter gaya punggung putri, 100 meter gaya dada putri, 200 meter gaya kupu-kupu putra, dan 4x100 meter gaya bebas estafet putri.

Dari cabang aquatik ini, atlet asal China dan Jepang yang lebih difavoritkan mendominasi perlombaan, karena kedua negara tersebut memiliki perenang-perenang kelas dunia. Selain ada juga perenang dari Kazakhstan yang mengancam.

China, misalnya, akan mengandalkan juara Olimpiade, Sun Yang, di nomor gaya bebas dan juara dunia Xu Jiayu di gaya punggung. Sedangkan Jepang memiliki Kosuke Hagino yang meraih medali emas 200 meter gaya bebas pada Asian Games 2014.

Pada nomor gaya punggung, tuan rumah bertumpu pada I Gede Siman Sudartawa, yang selama beberapa bulan (juga bersama perenang pelatnas lainnya) menjalani pemusatan latihan intensif di Australia dan Amerika Serikat.

Mantan perenang nasional Elsa Manora Nasution menyebut para perenang Indonesia membutuhkan mujizat untuk bisa meraih medali emas pada Asian Games 2018.

"Saya tahu banget perjuangan mereka (perenang Indonesia) dalam mempersiapkan diri, tapi untuk bisa menang atau mendapatkan emas itu sebagai mukjizat aja kali ya," kata Elsa saat ditemui Antara di Bandara Silangit, Siborongborong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, awal Agustus lalu.