Nikmatnya ngopi sembari berbagi lewat kopi dinding di Lapau Ongga Pasar Mudik

id kopi dinding

Nikmatnya ngopi sembari berbagi lewat kopi dinding di Lapau Ongga Pasar Mudik

Perantau Minang di Australia ngopi di Lapau Ongga Kawasan Pasar Mudik Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang. (ANTARA SUMBAR/Fathul Abdi)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Berlokasi di Jalan Pasar Mudiak, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Lapau Ongga bukan semata tempat untuk menikmati secangkir kopi khas Ranah Minang namun juga bisa menjadi sarana berbagi kepedulian kepada sesama lewat program kopi dinding.

Di warung kopi tradisional yang berdiri sejak tahun 1952 itu, pelanggan bisa berbagi makanan dan minuman kepada mereka yang kurang mampu.

Penggagas program kopi dinding Miko Kamal di Padang, Kamis menjelaskan program ini untuk berbagi kepada sesama dengan cara setiap pengunjung yang ingin berpartisipasi saat memesan makan dan minum di Kedai Ongga membayar dua kali lipat.

Misalnya jika pesan segelas kopi harganya Rp8.000 maka yang bersangkutan membayar Rp16.000 dan segelas yang satunya untuk kopi dinding, lalu tulis menu yang dipesan pada selembar stiker dan tempelkan di dinding.

"Kalau pesan kopi susu, berarti pengunjung akan menulis kopi susu di stiker dan tempel pada tempat yang disedikan di dinding kedai," kata dia.

Ketika ada pengunjung lain yang kurang mampu, dapat menikmati menu yang ada di kedai tersebut secara gratis dengan mengambil stiker yang ditempel di dinding dan menyerahkan kepada kasir.

Kalau ingin kopi ambil saja stiker yang bertuliskan kopi, serahkan kepada kasir maka akan diberikan cuma-cuma karena sudah dibayar oleh pengunjung yang menempelkan stiker, ujarnya.

Ia mengatakan program ini ditujukan kepada mereka yang kurang mampu seperti petugas kebersihan, kaum dhuafa, buruh angkat, tukang parkir dan lainnya.

Apalagi kawasan Pasar Mudiak merupakan pusat pergudangan dan bongkar muat barang yang ramai dengan kehadiran buruh angkat setiap hari.

Jadi prinsipnya orang yang membayar tidak tahu siapa yang ditraktir, dan yang menerima juga tidak tahu siapa yang telah membayar menu yang disantap, ujar dia yang sehari-hari berprofesi sebagai pengacara dan dosen.

Miko mengatakan program ini sudah dimulai sejak 27 Februari 2016 dan mendapat sambutan cukup baik dari warga kota.

Ia menyampaikan program ini berawal dari tulisan yang dibagikan lewat grup media sosial tentang keheranan salah seorang pengunjung cafe di Venesia.

Saat ini setidaknya saat ini sudah ada delapan kedai yang menyediakan program kopi dinding.

Sementara pengelola Kedai Kopi Ongga, Sutoyo mengatakan sejak program kopi dinding tersebut diluncurkan pengunjung jadi lebih ramai dan omset meningkat.

"Ada penambahan pengunjung hingga 30 persen, banyak wajah baru yang datang, dari wisatawan asing hingga gubernur Sumbar juga ke sini," kata dia.

Ia memastikan yang berhak menikmati kopi dinding adalah mereka yang membutuhkan dan selama ini berjalan dengan baik.

Buka sejak pukul 06.00 WIB Kedai Ongga menyediakan sarapan lontong, kue kue, minuman berupa teh telur, teh manis panas, teh es, teh susu, kopi hitam panas, kopi susu panas, dan minuman favorit kopi es.

Dari kedai kopi tradisional itu lahir kebahagiaan bagi penikmat program dan tentunya lebih berbahagia pengunjung yang mau berpartisipasi mengacu pada prinsip orang bijak 'the highest happines happiness is giving' yaitu kebahagiaan tertinggi adalah saat berbagi. (*)