Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan pengurangan sejumlah barang impor bahan baku maupun barang konsumsi, untuk mengendalikan defisit neraca transaksi berjalan, akan dilakukan dengan tidak menganggu momentum pertumbuhan ekonomi.
"Kita cari komoditas yang mempunyai 'multiplier effect' paling kecil terhadap pertumbuhan, sehingga apabila ditekan, momentum pertumbuhan tetap dapat dijaga," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers perkembangan APBN di Jakarta, Selasa (14/8) malam.
Sri Mulyani mengatakan upaya untuk mengurangi impor harus dilakukan untuk mengurangi tekanan terhadap defisit neraca transaksi berjalan yang pada triwulan II-2018 tercatat telah mencapai tiga persen terhadap PDB.
Untuk itu, menurut dia, rencana pengurangan impor mulai diupayakan kepada impor bahan baku maupun bahan modal, terutama bagi proyek infrastruktur milik Pertamina dan PLN yang tidak terlalu mendesak.
Kemudian, pembatasan impor juga dilakukan kepada barang konsumsi terutama terhadap 500 jenis komoditas di sektor perdagangan maupun perindustrian yang bisa diproduksi di dalam negeri.
Hal ini juga didukung oleh langkah-langkah untuk mengendalikan impor yaitu dengan pemberlakuan kenaikan tarif PPh impor maupun tarif lainnya yang bisa menahan tingginya defisit neraca transaksi berjalan.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara menambahkan salah satu contoh pengurangan impor bahan baku maupun bahan modal yang bisa dilakukan adalah impor turbin yang dibutuhkan untuk pembangunan pembangkit listrik.
"Kita komprehensif menyisirnya, terutama terhadap rencana pemerintah, mana pembangunan yang tidak harus segera. Misal kalau pembangkit listrik di Jawa yang sudah mempunyai pasokan listrik mencukupi, maka tidak harus sekarang, ada penundaan yang bisa mengurangi tekanan impor," ujarnya.
Ia menambahkan langkah lainnya untuk mengurangi impor terutama dari sektor migas adalah dengan memberlakukan penerapan bahan bakar sawit atau biodiesel (B20) yang saat ini sedang diupayakan oleh pemerintah.
Selain itu, upaya untuk mendorong ekspor juga sangat krusial untuk memperbaiki neraca transaksi berjalan yaitu dengan penetrasi pasar baru dan mendorong peran LPEI untuk mendukung pembiayaan ekspor. (*)
Berita Terkait
Sri Mulyani percaya forum di MK jadi cara merawat nalar publik
Jumat, 5 April 2024 11:32 Wib
Menkeu: THR telah tersalurkan Rp13,4 triliun
Senin, 25 Maret 2024 11:55 Wib
Sri Mulyani terima laporan keuangan dari Menteri AHY
Jumat, 15 Maret 2024 20:44 Wib
Sri Mulyani minta presiden terpilih jaga kepercayaan rakyat
Rabu, 14 Februari 2024 11:15 Wib
Sri Mulyani harap demokrasi terjaga baik pada Pemilu 2024
Rabu, 14 Februari 2024 10:27 Wib
Sri Mulyani: Pemerintah berperan penting dalam genjot pembiayaan swasta
Kamis, 18 Januari 2024 17:56 Wib
Kemenkeu: Realisasi sementara anggaran pendidikan 2023 capai Rp503,8 T
Rabu, 3 Januari 2024 5:34 Wib
Menkeu lakukan koordinasi terkait aset negara di IKN maupun Jakarta
Rabu, 29 November 2023 13:46 Wib