Pengusaha Rusia berminat kelola pengembangan jalur kereta api di Sumbar

id kereta api sumbar

Pengusaha Rusia berminat kelola pengembangan jalur kereta api di Sumbar

Tiga pelajar melintas di jembatan kereta api saat pekerjaan jembatan kereta api di kawasan bandar bakali Jati, Padang, Sumbar, Kamis (26/7). PT KAI berencana menambah jalur kereta api dari satu menjadi dua jalur secara bertahap untuk memperlancar arus lintas perkeretaapian di daerah itu. (ANTARA SUMBAR//Aidil Walidain/Maril/18)

Rencananya tetap dilanjutkan, tetapi dicari mekanisme penganggarannya selain dari APBN
Padang, (Antaranews Sumbar) - Pengusaha Rusia berminat untuk mengelola dan mengembangkan jalur kereta api di Sumatera Barat, kata Kepala Dinas Penanaman Modal (DPM) Maswar Dedi.

"Kerja sama pengembangan jalur kereta api masuk dalam pembahasan kita saat menghadiri Festival Indonesia di Moskow pada 3-5 Agustus 2018. Ada pengusaha di sana yang tertarik," katanya di Padang, Senin.

Ia mengatakan itu terkait upaya menarik investor masuk ke Sumbar untuk mengembangkan perekonomian daerah.

Menurutnya, delegasi Sumbar telah memaparkan kondisi dan potensi pengelolaan kereta api Sumbar pada pihak yang tertarik di Rusia.

Termasuk rencana Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan untuk mengaktivkan kembali seluruh jalur kereta api bahkan mengkoneksikannya ke Provinsi Riau.

Namun rencana itu belum bisa direalisasikan karena dana yang dialokasikan untuk reaktivasi itu dialihkan untuk proyek yang dinilai lebih mendesak yaitu LRT Jabodebek Rp 2 triliun pada 2017.

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri menyebutkan pemerintah saat ini sedang berupaya untuk mencari alternatif anggaran untuk melanjutkan rencana reaktivasi itu.

"Rencananya tetap dilanjutkan, tetapi dicari mekanisme penganggarannya selain dari APBN," katanya.

Sektor swasta menurutnya menjadi salah satu alternatif yang sangat memungkinkan.

Terkait ketertarikan pengusaha Rusia, ia sangat mendukung dan mendorong Pemprov Sumbar agar bisa merealisasikannya.

Kereta api memiliki sejarah panjang di Sumbar, dimulai pada zaman penjajahan Belanda dengan pembangunan jalur Pulau Air ke Padang Panjang yang diresmikan pada 6 Juli 1887. Jalur kereta api itu diteruskan ke Bukittinggi sepanjang 90 kilometer dan dioperasikan mulai November 1891.

Jalur kereta itu dibangun guna mengangkut biji kopi hasil tanam paksa dari pedalaman Sumbar seperti Bukittinggi, Payakumbuh dan Pasaman ke Padang untuk kemudian diekspor ke Eropa.

Penemuan batu bara di Sawahlunto oleh W.H De Grave pada tahun 1871 makin memantapkan keinginan Belanda untuk mengembangkan jalur kereta api di Sumbar. Maka rel kereta api dari Padang Panjang menuju Muaro Kalaban sepanjang 56 kilometer pun dibangun dan selesai Oktober 1892. Jalur itu dilanjutkan menuju Sawahlunto pada 1896.

Selanjutnya dalam kurun waktu 22 tahun selesailah pembangunan jalan kereta api di Sumbar sepanjang 230 kilometer.

Maka dimulailah zaman kejayaan kereta api di Sumbar pada akhir abad 19 tersebut hingga pertengahan abad 20. Kereta api tidak hanya sebagai sarana pengangkut barang, tetapi juga transportasi massal.

Kejayaan itu mulai mundur pada 1970-an sampai akhirnya sebagian jalur kereta dihentikan operasionalnya pada 1973 karena kalah bersaing dengan moda transportasi darat lainnya. Berkurangnya produksi batu bara pada tambang PT Bukit Asam Ombilin kemudian menyebabkan kereta api jurusan tersebut juga dihentikan operasinya pada 2003.

Praktis, jalur yang tertinggal hanya Padang-Pariaman yang difokuskan untuk wisata sehingga berangsur-angsur ingatan masyarakat Minang terhadap kereta api mulai pudar. (*)