Fatwa MUI belum keluar, Solok Selatan tetap laksanakan imunisasi MR

id Novirman

Fatwa MUI belum keluar, Solok Selatan tetap laksanakan imunisasi MR

Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan, Novirman. (Antara)

Jika listrik mati dua hingga tiga jam, tidak mempengaruhi kualitas vaksin karena dilapisi 'cold pack'
Padang, (Antaranews Sumbar) - Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, tetap melaksanakan imunisasi Measles Rubella (MR) kendati Menteri Kesehatan sudah mengeluarkan edaran yang memberi kebebasan kepala daerah untuk menunda imunisasi sementara bagi masyarakat yang mempertimbangkan aspek kehalalan.

"Imunisasi MR tetap kami laksanakan sejak awal Agustus lalu sampai sertifikat halal keluar," ujar Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan Novirman ketika dihubungi dari Padang, Selasa.

Sesuai jadwal, pada Agustus ini vaksin MR diberikan kepada anak berusia sembilan bulan hingga 15 tahun di sekolah dari tingkat SD hingga SLTP.

"Untuk bulan September imunisasi digelar di sarana pelayanan kesehatan, yakni Posyandu, Pustu, Puskesmas dan klinik kesehatan swasta," ujarnya.

Imunisasi MR di Solok Selatan ditujukan kepada 50.565 anak dengan target 95 persen tercapai.

"Jika ada lima persen yang tidak imunisasi, maka mereka dilindungi oleh 95 persen anak yang diimunisasi," ujarnya.

Sejauh imunisasi yang telah dilaksanakan, sebutnya ada beberapa orang tua yang masih ragu anaknya disuntik vaksi MR dengan alasan karena belum ada sertifikat halal.

"Jika nanti sertifikat halal keluar pada periode imunisasi yang dilaksanakan secara serentak ini, maka para orang tua yang ragu tadi bisa mendatangi sarana pelayanan kesehatan," ujarnya.

Ia menambahkan bagi sebagian anak yang diimunisasi MR mengalami kejadian pascaimunisasi, seperti badan demam dan kaki bengkak.

"Itu biasa saja. Orang tua tidak usah khawatir," ujarnya.

Ia menyebutkan, tidak semua anak yang berumur sembilan bulan hingga 15 tahun bisa diimunisasi. Anak-anak yang tidak boleh diimunisasi seperti sedang demam atau suhu badan tinggi, mengalami penyakit peradangan lainnya.

Sementara terkait kualitas vaksin karena listrik di Solok Selatan sering mati, Novirman menjelaskan vaksin dilapisi dengan "cold pack" sehingga suhu bisa bertahan kisaran 2 hingga 8 derajat.

"Jika listrik mati dua hingga tiga jam, tidak mempengaruhi kualitas vaksin karena dilapisi 'cold pack'," ujarnya.

Pada setiap puskesmas di Solok Selatan juga telah dilengkapi dengan generator listrik otomatis sehingga ketika listrik padam, secara otomatis listrik dipasok dari generator.

"Kecuali puskesmas yang jauh seperti Lubuk Ulang Aling, Abai, Pekan Selasa. Di sana kami menggunakan listrik dari tenaga surya kendati listrik PLN sudah masuk," ujarnya.

Yang perlu dikhawatirkan, sebutnya saat pengangkutan ke lapangan yang menggunakan termos sehingga riskan terpapar langsung matahari.

"Vaksin saat imunisasi diletakan di dalam termos es, bisa saja vaksin terpapar matahari langsung dan itu berdampak pada kualitas vaksin," ujarnya.

Vaksin yang mengalami penurunan kualitas akan dimusnahkan dengan cara dibakar.

"Untuk persediaan vaksin di Dinkes mencukupi. Selain dengan jumlah sasaran, vaksin diupgrade 10 persen jika ada penduduk dari luar daerah yang imunisasi di Solok Selatan," ujarnya. (*)