Pesisir Selatan sentra jagung kedua di Sumbar

id Jagung,Sentra Jagung Sumbar,Produksi Jagung Pesisir Selatan

Pesisir Selatan sentra jagung kedua di Sumbar

(Antara Sumbar)

Painan, (Antaranews Sumbar) - Kabupaten Pesisir Selatan menjadi sentra jagung terbesar kedua di Sumatera Barat setelah Pasaman Barat dengan produksi pada 2017 mencapai 169.101,60 ton.

Kepala Dinas Pertanian Hortikultura dan Perkebunan Pesisir Selatan, Jumsu Trisno, di Painan, Jumat mengatakan bahwa jagung telah dijadikan komoditas ungggulan oleh masyarakat petani setempat setelah padi.

"Karena dijadikan komoditas unggulan, sehingga berbagai program yang dikembangkan dapat diterima dan juga berkembang di daerah ini. Hal itu dapat dilihat dari capaian produksi yang selalu meningkat sejak tiga tahun terakhir," katanya.

Ia menyebutkan peningkatan produksi itu bukan saja berasal dari hasil peningkatan pengembangan tananam jangung melalui program, tapi juga dari produksi lahan petani yang dilakukan secara mandiri.

Ia merinci pada 2017 produksi jagung Pesisir Selatan sebesar 169.101,60 ton dengan luas panen seluas 20.828,60 hektare.

Sementara pada 2016 produksi jagung mencapai 158.159,50 ton dari luas panen 19.846 hektare. Pada 2015 produksi 108.894 ton dari luas panen 12.916 hektare.

"Bukan saja produksi yang meningkat, tetapi juga diikuti dengan penambahan luas lahan," ujarnya.

Agar jagung tidak hanya dijadikan sebagai bahan komoditi utama untuk pakan ternak, pihaknya juga berupaya menciptakan tenaga yang terampil mengembangkan jagung menjadi berbagai olahan makanan.

"Ke depan kita juga akan berupaya menciptakan tenaga yang terampil untuk mengambangkan jagung bisa menjadi berbagai olahan makanan. Melalui upaya ini, sehingga petani tidak hanya terpaku menjual jagung dalam bentuk pipilan saja, dan tentu akan lebih memberikan keuntungan yang besar," sebutnya.

Salah satu upaya yang dilakukan agar harapan itu tercapai adalah melalui kerja sama kelompok tani, dengan TP PKK yang ada, baik di tingkat daerah, kecamatan hingga ke tingkat nagari.

"Tapi tidak tertutup pula kemungkinan kita membangun kemitraan dengan balai-balai penelitian dan pengolahan hasil pertanian, atau dengan cara mengirim petani jagung untuk magang bagaimana cara pengelolaan jagung ke daerah lain," katanya. (*)