Harimau Sumatera keluar habitat di Padang Pariaman, BKSDA imbau jauhi daerah interaksi

id pasang perangkap harimau

Harimau Sumatera keluar habitat di Padang Pariaman, BKSDA imbau jauhi daerah interaksi

Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Padang Pariaman, Sumbar memasang perangkap harimau beberapa waktu lalu di Kecamatan IV Koto Aur Malintang. (Ist)

Kami melarang warga mendekati daerah interaksi harimau sampai situasi kondusif
Parit Malintang, (Antaranews Sumbar) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, mengimbau warga di Kecamatan IV Koto Aur Malintang untuk menjauhi ladang dan kebun yang lokasinya berdekatan dengan daerah interaksi harimau Sumatera yang keluar dari habitatnya.

"Sejak 3 Mei lalu harimau Sumatera keluar dari habitatnya untuk mencari makan dan hal itu masih berlanjut," kata Kapala BKSDA Resor Padang Pariaman, Joni Akbar saat dihubungi dari Padang Pariaman, Rabu.

Sejauh ini, lanjutnya pihaknya telah memasang perangkap dan kamera pengintai untuk memantau aktivitas harimau tersebut, namun hingga saat ini kedua upaya itu belum membuahkan hasil.

Ia menyebutkan lokasi pemasangan perangkap tersebut yaitu di Korong Kampuang Beringin dan Sungai Pingai.

"Kami pun telah membuat bunyi-bunyian guna mengusir harimau tersebut ke habitatnya," katanya.

Karena adanya interaksi harimau tersebut warga hanya diperbolehkan ke ladang atau kebunnya mulai dari pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB, namun hal itu hanya berlaku untuk lokasi yang jauh dari daerah interaksi harimau saat ini.

"Jadi kami melarang warga mendekati daerah interaksi harimau sampai situasi kondusif," kata dia.

Meskipun dalam minggu ini pihaknya tidak melihat jejak kaki harimau di ladang atau kebun warga, namun untuk antisipasi imbauan masih diterapkan.

Ia menjelaskan seluruh upaya tersebut karena harimau di daerah itu telah memakan ternak warga beberapa waktu lalu, sehingga dikhawatirkan nantinya akan berdampak pada manusia.

Warga juga diimbau untuk memasukkan ternaknya ke kandang agar tidak diterkam oleh harimau yang sedang berkeliaran di daerah itu.

Ia mengatakan keluarnya harimau dari habitatnya disebabkan tiga faktor yaitu makanan yang berkurang, harimau yang baru lepas menyusui dari induknya lalu mencari daerah kekuasaan, dan adanya pohon yang ditebang.

Kurangnya ketersediaan makanan disebabkan populasi pakan di antaranya babi yang diburu oleh warga sehingga harimau harus mencari makanannya ke daerah lain.

Pihaknya memperkirakan jumlah harimau Sumatera di daerah itu saat ini mencapai 200 ekor. (*)