Pekan depan, BKSDA Agam mulai identifikasi bangau di Danau Maninjau

id Pulau Bangau,BKSDA Sumbar

Pekan depan, BKSDA Agam mulai identifikasi bangau di Danau Maninjau

Kepala BKSDA Resort Agam, Syahrial Tanjung didampingi Pengendali Ekosistem Hutan, Ade Putra melakukan dialog dengan Wali Nagari Duo Koto Joni Safri di kantor wali nagari itu, Jumat (27/7). (ANTARA SUMBAR/Yusriza)

Identifikasi ini akan kami lakukan selama dua hari pada minggu depan dengan melibatkan Komunitas Pengamatan Burung Kota Padang
Lubukbasung, (Antaranews Sumbar) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Resort Agam, Sumatera Barat, bakal melakukan identifikasi populasi dan habitat Bangau di Pulau Bangau Akai Danau Maninjau.

"Identifikasi ini akan kami lakukan selama dua hari pada minggu depan dengan melibatkan Komunitas Pengamatan Burung Kota Padang," kata Kepala BKSDA Resort Agam, Syahrial Tanjung didampingi Pengendali Ekosistem Hutan, Ade Putra di Lubukbasung, Jumat.

Ia mengatakan identifikasi ini untuk memastikan berapa jumlah populasi Bangau itu dan mengetahui keberadaan burung itu apakah hanya mendiami sementara atau permanen.

Selain itu, melakukan identifikasi jenis tumbuhan tempat habitat Bubulcus Ibis di pulau dengan jarak sekitar 500 meter dari bibir danau.

"Kami melakukan identifikasi tiga kali dalam satu hari pada pagi, siang dan malam," katanya.

Setelah identifikasi itu, BKSDA akan mendorong kepada pemerintah nagari untuk mengusulkan pulau itu melalui Pemerintah Kabupaten Agam sebagai kawasan ekosistem essensial (KEE) ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Sehingga pulau itu bisa dijadikan areal konservasi Bangau, sekaligus sebagai tempat pengembangan wisata alam.

"Apabila ditetapkan sebagai KEE maka dapat dilakukan pembinaan habitat untuk mengurangi dampak sebagai hama bagi pembudidaya ikan di Danau Maninjau," tambahnya.

Wali Nagari Duo Koto, Joni Safri, pihaknya akan mengembangkan pulau itu untuk objek wisata demi meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

Ke depan, pihaknya akan membuat rumah gadang terapung, lokasi santai, rumah makan dan lainnya di kawasan Pulau Bagau Akai. Apabila terwujud, maka ini pertama di Sumbar.

"Ini planning kita kedepan dalam mengembangkan potensi objek wisata di daerah itu dan lokasi ini juga bisa sebagai pendukung Objek Wisata Lingai," katanya.

Untuk menunjang itu, pihaknya telah membentuk kelompok kerajinan tangan berupa souvenir dari olahan limbah sampah plastik, pensi dan bambu.

Selain itu, mengalokasikan dana sekitar Rp300 juta pada APB Nagari pada 2019 untuk mengembangkan objek wisata di daerah itu.

"Kita berharap dukungan semua pihak agar ini akan terwujud nantinya," katanya. (*)