Harga ayam pedaging di Payakumbuh masih tinggi

id Harga ayam mahal,Harga ayam di payakumbuh

Harga ayam pedaging di Payakumbuh masih tinggi

Ayam pedaging yang dijual pedagang. (ANTARA SUMBAR/Novia Harlina)

Payakumbuh, (Antaranews Sumbar) - Harga ayam pedaging tingkat pedagang di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat masih tinggi berkisar Rp26.000 per kilogram atau lebih mahal Rp6.000 dibanding harga normal Rp20.000 per kilogram.

"Harga ini sudah bertahan lebih dari satu minggu dan juga berpengaruh pada tingkat penjualan," kata salah seorang pedagang di pasar tradisional, Yesi (42) di Payakumbuh, Rabu.

Ia menjelaskan ketika masyarakat membeli ayam, biasanya tidak membeli satuan kilogram namun per ekor dengan berat sekitar 1,5 kilogram yang saat ini dijual dengan harga Rp40.000 per ekor.

"Kami berharap harga ayam pedaging kembali normal, agar jual beli tidak terganggu," kata dia.

Menurutnya banyak masyarakat yang mengeluhkan naiknya harga ayam tersebut, sehingga lebih memilih membeli lauk pauk lainnya.

Salah seorang pembeli, Yeniris (49) mengatakan sejak harga ayam pedaging naik, ia hampir tidak pernah membeli ayam lagi.

"Harganya cukup tinggi dibanding harga normal, apalagi dengan ekonomi pas-pasan seperti kami," ujar wanita paruh baya yang berprofesi sebagai petani itu.

Selain ayam, harga telur ayam ras tingkat pedagang juga masih tinggi yakni Rp1.600 per butir dari sebelumnya Rp1.300 per butir.

Salah seorang pedagang, Eva (37) mengatakan banyak konsumen yang mengeluh dengan mahalnya harga telur ayam saat ini.

Pedagang tersebut berharap pemerintah melakukan upaya-upaya agar harga kembali menjadi normal sehingga daya beli masyarakat tidak turun.

Sebelumnya Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Barat, Asben Hendri mengatakan kenaikan harga telur dan daging ayam broiler secara signifikan di provinsi ini diduga akibat berkurangnya produksi hingga 30 persen di tingkat peternak.

"Larangan mencampur vaksin antibiotik pada makanan, membuat ayam petelur dan pedaging banyak sakit hingga produksi menurun. Akibatnya harga mahal," kata dia. (*)