BMKG : Waspadai Gelombang Setinggi Lima Meter

id bmkg

BMKG : Waspadai Gelombang Setinggi Lima Meter

Sejumlah wisatawan Asing berdiri diatas kapal cepat Padang-Mentawai saat melewati gelombang tinggi di perairan laut Mentawai, Sumbar, Senin (16/7). Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Teluk Bayur, Kota Padang, Sumatera Barat, mengimbau nelayan dan jasa transportasi laut agar waspada terhadap gelombang tinggi di wilayah perairan Sumatera Barat. ANTARA SUMBAR/Adi Prima/Maril/18.

Padang, (Antara)news Sumbar - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Teluk Bayur, Kota Padang, Sumatera Barat mengingatkan jasa transportasi laut dan nelayan agar mewaspadai gelombang laut setinggi lima meter.

"Gelombang setinggi lima meter berpotensi terjadi di Samudra Barat Kepulauan Mentawai hingga tiga hari ke depan," kata Prakirawan BMKG Maritim, Yosyea Oktaviandra di Padang, Minggu.

Kemudian di perairan Padang-Kepulauan Mentawai juga berpotensi gelombang laut setinggi empat meter dengan kecepatan angin 18 knot per jam.

"Gelombang maksimum dapat mencapai dua kali perkiraan itu," kata dia.

BMKG Maritim menyatakan gelombang di atas 1,25 meter dan angin dengan kecepatan 15 knots per jam tingkat keselamatannya masuk ke dalam risiko tinggi.

Kemudian untuk kapal tongkang tingkat keselamatan yang berisiko tinggi ketika gelombang laut setinggi 1,5 meter dengan kecepatan angin 16 knots, selanjutnya kapal penyeberangan berisiko tinggi berlayar ketika gelombang laut di atas 2,5 meter dan kecepatan angin 17 knots.

Sementara untuk kapal besar seperti kargo, tanker dan pesiar tingkat keselamatan yang berisiko tinggi ketika berlayar yakni ketika gelombang laut setinggi empat meter dan kecepatan angin 27 knots.

Oleh sebab itu BMKG mengingatkan nelayan dan jasa transportasi laut lebih memmperhatikan hal tersebut ketika memutuskan berlayar.

"Jangan memaksakan jika tidak memungkinkan karena hal tersebut dapat membahayakan keselamatan," tambahnya.

Sementara cuaca di daratan pada Juli sering berubah-ubah yang disebabkan oleh peningkatan suhu muka laut Samudra Hindia menyebabkan penambahan suplai uap air sehingga terjadinya perubahan cuaca dari panas ke hujan terutama pada sore hari.

"Secara umum pada Juli cuaca Sumatera Barat didominasi berawan, namun karena peningkatan suhu, maka saat sore berpotensi terjadi hujan," kata Kepala Seksi Observasi dn Informasi BMKG Minangkabau Padang Pariaman, Yudha Nugraha.

Menurutnya suplai uap air merupakan bahan pembentuk hujan, ketika suhu panas Sumatera Barat maka suplai uap air di Samudra Hindia turut meningkat dan hingga terjadi hujan.***4***