Dua perahu nelayan Sasak Pasaman Barat rusak dihantam gelombang tinggi

id gelombang tinggi

Dua perahu nelayan Sasak Pasaman Barat rusak dihantam gelombang tinggi

Perahu nelayan di Sasak Kabupaten Pasaman Barat rusak dihantam gelombang tinggi. Perahu nelayan saat dievakuasi warga, Jumat (20/7). (Antara Sumbar/Altas Maulana)

Simpang Empat, (Antaranews Sumbar) - Dua unit perahu nelayan di Sasak Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) rusak akibat dihantam gelombang tinggi disertai badai sejak Kamis (19/7) hingga Jumat (20/7).

"Benar, perahu kami rusak dihantam gelombang tinggi," kata salah seorang nelayan, Ekria Miswando di Sasak, Jumat.

Bahkan ia dan temannya terpaksa bertahan dan mengapung dilautan selama tiga jam menunggu bantuan setelah badai menerjang perahu meraka.

Beruntung kedua nelayan tersebut bisa diselamatkan oleh nelayan lainnya yang kebetulan melihat mereka.

Menurutnya angin kecang dan gelombang tinggi terjadi sekitar pukul 14.00 WIB saat mereka menagkap ikan di tengah laut.

Tungginya gelombang dan kuatnya angin membuat perahu mereka terbalik. Beruntung mereka tidak terluka dan bisa bertahan di badan perahu menunggu bantuan datang.

Ia mengaku bersama rekannya diselamatkan nelayan lain yang lewat pasca badai terjadi. Akibat kejadian tersebut mereka mengaku kebingunggan harus bekerja apa karena mereka tidak memiliki biaya untuk perbaikan kapal dan juga mesin yang rusak akibat angin kencang tersebut.

Perahu nelayan tersebut baru berhasil dievakuasi setelah ditarik oleh kapal nelayan lainnya.

Akibat dihantap gelombang tinggi bagian depan dan badan kapal serta mesinnya mengalami rusak parah karena terdapat beberapa lobang besar dan bagian perahu yang patah.

Sementara itu menurut data dari Pemerintah Kecamatan Sasak di hari yang sama terdapat dua peristiwa. Pertama kapal nelayan terbalik dan rusak. Kemudian rumah masyarakat yang rusak akibat peristiwa tersebut.

Masyarakat mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah karena kapal dan mesin mereka tdiak bisa digunakan lagi untuk melaut.

"Kita tengah berupaya keras melakukan pendataan lebih lanjut untuk mengetahui jumlah kerugian dan kerban lainnya," kata Camat Sasak, Nurfauziah Zein. (*)