Pemerintah perlu melindungi perusahaan semen di Tanah Air

id serikat pekerja industri semen,perusahaan semen

Pemerintah perlu melindungi perusahaan semen di Tanah Air

Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso . Antara Sumbar/istimewa

Dengan  kapasitas terpasang semen yang  sudah berlebih mengakibatkan persaingan di pasar amat  ketat dan utilisasi pabrik rendah di bawah 70 persen, oleh sebab itu perlu dilakukan perlindungan
Padang, (Antaranews Sumbar) - Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso menilai pemerintah perlu melindungi perusahaan semen yang sudah ada di Tanah Air saat ini supaya tetap terjaga kelangsungan bisnisnya.

"Dengan kapasitas terpasang semen yang sudah berlebih mengakibatkan persaingan di pasar amat ketat dan utilisasi pabrik rendah di bawah 70 persen, oleh sebab itu perlu dilakukan perlindungan," kata dia di Padang, Rabu pada pembukaan Kongres Nasional V Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia.

Menurutnya langkah yang bisa diambil pemerintah adalah tidak mengeluarkan izin pabrik baru sampai 2023.

Apabila izin tetap dibuka, maka persaingan harga akan semakin tajam mengakibatkan kinerja pabrik semen yang ada akan semakin terpuruk, dan dapat menyebabkan kebangkrutan untuk pabrik lama maupun yang baru," ujarnya.

Sementara Ketua Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia (FSP ISI) Widjajadi mengemukakan berbagai masalah yang dihadapi industri semen saat ini, seperti kelebihan suplai, masuknya perusahaan-perusahaan China ke dalam negeri dan persoalan lainnya, mendorong pihaknya menjalin komunikasi yang intens dengan berbagai pemangku kepentingan salah satunya Asosiasi Semen Indonesia (ASI).

"Kami sudah menjalin komunikasi dengan ASI, untuk memberi saran kepada pengambil kebijakan, sehingga kebijakan yang keluar tidak merugikan industri semen yang sudah ada," kata dia.

Ia berpendapat menghadapi permasalahan yang dihadapi para pekerja di industri semen saat ini, perlu penaytuan langkah dengan manajemen perusahaan sehingga bisa berjuang secara bersama.

Ia berharap melalui kongres dapat diputuskan hal-hal yang bersifat fundamental, dan memantap rencana kerja yang sistematis ke depan.

Pada 2017 , FSP ISI juga telah mendesak pemerintah untuk melakukan moratorium pembangunan pabrik semen, karena terjadinya kelebihan suplai di dalam negeri namun hingga saat ini hal itu belum dilakukan pemerintah.

Sementara Director Industry Material Industrial All, Martthias Hartwich, mengatakan industri semen di Indonesia kini menghadapi persaingan dari perusahaan China yang menjual produk dengan harga murah dan mendapat dukungan subsidi dari pemerintah negara tersebut.

"Kondisi ini jelas tidak adil, dan harus diatasi oleh perusahaan-perusahaan lokal dengan dialog-dialog sosial dari serikat pekerja, manajemen perusahaan, pemerintah lokal dan multinasional," kata Martthias.

Berdasarkan data yang dihimpun dari 2017, di Indonesia terdapat sebanyak 15 perusahaan semen dengan kapasitas terpasang 106,3 juta ton. Sementara konsumsi semen dalam negeri hanya 66 juta ton, dan ekspor lima juta ton.

Masing-masing perusahaan mengalami kondisi yang tidak bagus, karena kelebihan kapasitas. Bahkan sebagian perusahaan juga terpaksa melakukan strategi dengan menurunkan harga semen, untuk memenangkan persaingan. (*)