Jumlah penduduk miskin Indonesia turun

id Penduduk miskin Indonesia,Jumlah penduduk miskin Indonesia,Penduduk miskin Indonesia turun

Jumlah penduduk miskin Indonesia turun

(ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/13.)

Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, Maret 2018 jumlah penduduk miskin di Indonesia 25,95 juta orang atau 9,82 persen dari total populasi, menurun 10,64 persen dari 27,77 juta orang yang tercatat pada periode sama tahun sebelumnya.

"Persentase kemiskinan 9,82 persen ini paling rendah dibandingkan periode-periode terdahulu," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.

Suhariyanto mengatakan jumlah penduduk miskin pada Maret 2018 mengalami penurunan sebanyak 1,82 juta orang dibandingkan periode Maret 2017 dan penurunan sebanyak 633,2 ribu orang dibandingkan periode September 2017.

PAda periode Maret 2018, jumlah penduduk miskin di perkotaan tercatat 10,14 juta orang atau 7,02 persen dan di perdesaan tercatat sebesar 15,81 persen atau 13,2 persen.

Sebelumnya, pada Maret 2017, jumlah penduduk miskin di perkotaan mencapai 10,67 juta orang atau 7,72 persen dan di perdesaan sebesar 17,1 juta orang atau 13,93 persen.

Sedangkan pada September 2017, jumlah penduduk miskin di perkotaan mencapai 10,27 juta orang atau 7,26 persen dan di perdesaan sebesar 16,31 juta orang atau 13,47 persen.

Ia menambahkan jenis komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan dan gula pasir.

"Sedangkan komoditas nonmakanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan dan perlengkapan mandi," kata Suhariyanto.

Suhariyanto menjelaskan faktor-faktor yang terkait dengan tingkat kemiskinan ini antara lain inflasi umum periode September 2017-Maret 2018 sebesar 1,92 persen dan rata-rata pengeluaran per kapita per bulan untuk rumah tangga 40 persen terbawah pada periode sama yang tumbuh 3,06 persen.

Kemudian, pemberian bantuan sosial tunai dari pemerintah yang tumbuh 87,6 persen pada triwulan I-2018, dibandingkan 3,39 persen pada triwulan I-2017, serta program beras sejahtera dan bantuan pangan non tunai yang pada periode sama telah tersalurkan sesuai jadwal.

Berdasarkan data Bulog, realisasi distribusi bantuan sosial program beras sejahtera pada Januari 2018 tercatat sebesar 99,65 persen, pada Februari 2018 sebesar 99,66 persen dan pada Maret 2018 sebesar 99,62 persen.

"Harga beras pada September 2017-Maret 2018 sempat mengalami kenaikan 8,57 persen, namun beras rastra dan bantuan sosial yang diberikan tepat waktu, ikut menyebabkan terjadinya penurunan kemiskinan, meski tidak secepat periode Maret 2017-September 2017," ujar Suhariyanto.

BPS juga mencatat persentase penduduk miskin terbesar masih berada di wilayah pulau Maluku dan Papua yaitu sebesar 21,20 persen, diikuti Bali dan Nusa Tenggara 14,02 persen dengan persentase terendah di Kalimantan 6,09 persen.

Namun, dari sisi jumlah, sebagian besar penduduk miskin masih berada di Jawa yaitu sebesar 13,34 juta orang, diikuti Sumatera 5,9 juta orang, Sulawesi 2 juta orang dan yang paling rendah berada di Kalimantan 982,3 ribu orang.

Lima provinsi yang mengalami penurunan persentase penduduk miskin tertinggi adalah Jawa Tengah sebesar 0,91 persen, Sulawesi Selatan 0,43 persen, Jawa Barat 0,38 persen, Banten 0,36 persen dan Sulawesi Tenggara 0,35 persen.

Sementara itu, lima provinsi yang mengalami kenaikan persentase penduduk miskin diantaranya Jambi sebesar 0,03 persen, Aceh 0,05 persen, Sulawesi Barat 0,07 persen, Kepulauan Riau 0,08 persen dan Lampung 0,10 persen. (*)