Kroasia bukan hanya sihir Modric

id Kroasia,Piala Dunia

Kroasia bukan hanya sihir Modric

Bendera Kroasia (pixabay.com)

Moskow, (Antaranews Sumbar) - Perjalanan Kroasia menuju final Piala Dunia sebagian besar bergantung pada kerja tidak kenal lelah Luka Modric di lini tengah, namun kemampuan mereka untuk mengubah taktik secara efisien semestinya menjadi peringatan bagi lawannya Prancis, yang akan dihadapi pada Minggu.

Ketika kedua tim bertemu di Stadion Luzhniki Moskow, semua mata akan tertuju pada Modric dan bagaimana Prancis akan berupaya meredam gelandang kreatif itu, yang pada usia 32 tahun sedang mengincar hadiah tertinggi di sepak bola.

Meski Modric diyakini layak dipertimbangkan untuk memenangi penghargaan Pemain Terbaik, perubahan taktik yang dilakukan dengan cepat oleh timnya pada semifinal Piala Dunia melawan Inggris memperlihatkan terdapat potensi bahaya dari semua sisi tim Kroasia.

Inggris telah meletakkan satu kakinya di final setelah memimpin 1-0 dan begitu mendominasi permainan, sedangkan Modric dan rekannya di lini tengah Ivan Rakitic, yang total kedua pemain ini mengoleksi lima gelar Liga Champions, tidak mampu memberi umpan kepada para pemain depan.

Namun setelah turun minum, perubahan cepat dari formasi 4-3-3 kesukaan menjadi 4-1-4-1 membuat permainan bergerak lebih tinggi di area pertahanan Inggris, dan sektor sayap menjadi titik utama serangan Kroasia.

Sime Vrsaljko bukan pemain bek kanan biasa. Berkali-kali ia tampil bak pemain sayap kelas dunia, akurat saat melepaskan umpan silang dan operan-operan.

Ketika Modric "dimatikan" di lini tengah, Vrsaljko yang sering memikul tugas untuk membawa bola melewati lini tengah dan salah satu gebrakannya di area pertahanan Inggris membuat dirinya dapat mengirim umpan silang untuk diteruskan Ivan Perisic untuk menyamakan kedudukan.

Hal yang sama berlaku di sektor sayap lainnya, di mana Ivan Strinic memiliki pola pikir menyerang yang sama, dan penggantinya pada fase akhir pertandingan, Josip Pivaric, melakukan sesuai skenario, mengirim umpan silang dari sisi kiri untuk memberi peluang bagi Mario Mandzukic mengemas gol penentu kemenangan, sekaligus membawa timnya ke final.

Saat para pemain bertahan lawan begitu sibuk untuk berusaha meredam tiga penyerang dan gelandang bertahan harus berhadapan dengan Modric dan Rakitic, justru para pemain "fullback" yang terbukti dapat menjadi sosok kunci.

Dengan lini depan yang dapat membuat iri tim peserta Piala Dunia lainnya, dengan pemain-pemain seperti Mandzukic, Perisic, Ante Rebic, dan Andrej Kramaric, Kroasia dapat menjadi sangat mematikan.

Namun mereka dapat berubah dengan sama baiknya untuk memiliki mekanisme pertahanan penuh kerja keras, seperti yang mereka perlihatkan saat Rusia menekan habis pada perempat final yang membuat mereka tidak leluasa menerapkan rencana permainan.

Prancis akan perlu menggunakan kekuatan dan stamina N'Golo Kante dan Paul Pogba untuk meredam Modric dan Rakitic sejak awal, namun pertahanan mereka harus waspada terhadap potensi bahaya dari sektor sayap jika mereka ingin menundukkan Kroasia dan mengangkat Piala Dunia keduanya. (*)