Jatah beasiswa bidikmisi Kopertis X turun, hanya 625 untuk 150 kampus

id kopertis

Jatah beasiswa bidikmisi Kopertis X turun, hanya 625 untuk 150 kampus

Koordinator Kopertis X, Herri. (ANTARA SUMBAR/ M R Denya Utama)

Jumlah ini berkurang dari tahun lalu yang mendapat 1.135 kuota atau hampir sembilan puluh persen penurunannya
Padang, (Antaranews Sumbar) - Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah X mendapat 625 orang kuota penerima beasiswa bidikmisi pada tahun ini untuk 150 kampus swasta yang tersebar di Sumbar, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau.

"Jumlah ini berkurang dari tahun lalu yang mendapat 1.135 kuota atau hampir sembilan puluh persen penurunannya," kata Koordinator Kopertis X Prof Herri di Padang, Kamis.

Dari 625 kuota tersebut terdapat jatah untuk 27 unit kampus swasta yang terletak di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal yang akreditasinya C.

Menurutnya hal ini diberikan untuk memotivasi mahasiswa di lokasi tersebut untuk dapat berprestasi sekaligus memicu kampus untuk meraih akreditasi lebih tinggi.

Dia menambahkan persyaratan penerima beasiswa bidikmisi di kampus swasta sama dengan negeri yakni berdasarkan prestasi dan telah diajukan kampus masing-masing.

Prestasi ini khususnya saat kuliah tetap mempertahankan indeks prestasi kumulatif 3.0 dan selalu berkelakuan baik selama studi.

Selain itu dalam hal penyelesaian studi harus tepat waktu dan sesuai persyaratan beasiswa.

Meskipun demikian syarat utama dari penerima beasiswa bidikmisi dikategorikan tidak mampu secara ekonomi namun memiliki rekam jejak prestasi yang baik.

Dia menyebutkan hingga tahun lalu secara keseluruhan di Indonesia ada sekitar 432.409 mahasiswa yang telah memperoleh bantuan biaya pendidikan bidikmisi, dari jumlah tersebut sebanyak 145.000 telah menyelesaikan pendidikannya.

Hal ini kata Herri membuktikan peranan bidikmisi dalam menekan pengangguran dan tidak kuliahnya masyarakat di Indonesia cukup terasa.

Terkait berubahnya kuota setiap tahun bahkan cenderung menurun, tidak hanya dialami Kopertis namun kampus negeri lainnya.

Ini dilakukan untuk memperkuat sistem perkuliahan dan penguatan sumber daya manusia pasca kuliah. (*)