Harga minyak naik tipis di awal perdagangan asia

id Harga minyak

Harga minyak naik tipis di awal perdagangan asia

harga minyak mentah naik (ANTARA News/Ridwan Triatmodjo)

Tokyo, (Antaranews Sumbar) - Harga minyak naik tipis di awal perdagangan Asia pada Senin pagi, dengan banyak investor fokus terhadap setiap dampak dari pengenaan tarif AS terhadap barang-barang Tiongkok pada akhir pekan lalu, yang mendorong pembalasan langsung dari Tiongkok.

Patokan global, minyak mentah Brent naik 14 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 77,25 dolar AS per barel pada pukul 01.13 GMT. Pada Jumat (6/7), kontrak tergelincir 28 sen menjadi menetap di 77,11 dolar AS per barel.

Minyak mentah berjangka AS naik 8 sen atau 0,1 persen, menjadi 73,88 dolar AS setelah diperdagangkan sedikit lebih rendah pada pagi hari. Mereka meningkat 86 sen atau 1,2 persen, menjadi menetap di 73,80 dolar AS per barel pada Jumat (6/7).

Harga minyak kemungkinan akan terbebani oleh konflik perdagangan karena investor khawatir tentang dampak dari tarif dan kontra tarif pada pertumbuhan ekonomi global, kata para analis.

"(Meskipun demikian) gangguan pasokan di Libya dan Kanada dapat menimbulkan tekanan naik pada harga dalam waktu dekat," kata ANZ dalam catatan pagi, menambahkan bahwa data terbaru menunjukkan "peningkatan dalam posisi net-long dari hedge fund pada minyak mentah Brent".

Amerika Serikat dan Tiongkok menukar salvos pertama dalam apa yang bisa menjadi perang dagang yang berlarut-larut pada Jumat (6/7), menerapkan tarif senilai 34 miliar dolar AS dari barang-barang mereka satu sama lain dan tidak memberikan tanda kesediaan untuk memulai pembicaraan yang bertujuan mencapai "gencatan senjata".

Gangguan pasokan memberi beberapa dukungan, karena penghentian operasi di fasilitas ladang minyak Kanada memotong pasokan regional. Penghentian fasilitas 360.000 barel per hari (bpd) Syncrude di Kanada telah berkontribusi pada penurunan tajam dalam diskon untuk minyak mentah AS versus Brent selama satu bulan terakhir.

Produsen-produsen AS terus membawa lebih banyak rig ke ladang minyak yang sudah memproduksi pada tingkat rekor. Jumlah rig AS, indikator awal produksi masa depan, naik lima dalam seminggu yang berakhir 6 Juli, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes General Electric Co. (*)